• Mata Puisi
  • Vlog Juru Baca
  • Arsip Horison 1966 – 1990
Antologi Hari Puisi

Menu

Skip to content
  • Beranda
    • Esai
    • Buku
    • Puisi
    • Penyair
    • Wawancara
  • Antologi Tumbuh
  • Situs Bagus
  • Daftar (sementara) Penyair

Kurnia Effendi

Puisi: 4 Kwatrin tentang Kopi – Kurnia Effendi

Posted on 12 November 2017 by Editor

Kurnia Effendi 4 Kwatrin tentang Kopi1. Di anjungan yang tak tenang: horizon bergelombang Tampak samar hutan tropis Brazilia di bawah kawanan tipis awan Akan kukenang pertemuan kita seperti menjaling benang […]

Posted in Puisi Tagged Kurnia Effendi, Puisi Leave a comment

Puisi: Amsal Gerabah – Kurnia Effendi

Posted on 12 Agustus 201712 Agustus 2017 by Editor

Kurnia Effendi – dari penyair penggemar kartu pos kepada penyair pemuja keramik Tiada hari libur bagi segunduk lumpur Dia patuh pada mantra yang tak utuh Berputarlah, meniru penari dengan satu […]

Posted in Puisi Tagged Kurnia Effendi, Puisi Leave a comment

Esai: Adakah Ketegangan Antara Penyair dan Prosais dalam diri Kurnia Effendi?

Posted on 15 Januari 201715 Januari 2017 by Editor

Oleh Hasan Aspahani AKU PERCAYA Sajak Kurnia Effendi Kutinggalkan tanah Taliwang di akhir siang Berbekal cindera mata: sarung tenun untuk anak lanang Memasuki arus padat, merayap di segala tempat Kudengar […]

Posted in Penyair Tagged Esai, Kurnia Effendi Leave a comment

Puisi: Mengenang Bandung dari Jauh – Kurnia Effendi

Posted on 15 Januari 2017 by Editor

Kurnia Effendi Jalan-jalan basah menuju puncak bukit, hutan kecil, rimbun daun Jalan-jalan rindang dengan pohon yang setia menjadi payung Jalan-jalan yang teranyam rumit, gang-gang dengan rumah yang rapat Jalan-jalan yang […]

Posted in Puisi Tagged Kurnia Effendi, Puisi Leave a comment

Kategori

  • Agenda (14)
  • Anekdot (10)
  • Apresiasi (1)
  • Buku (10)
  • Dari Kami (6)
  • Esai (129)
  • Lokomoteks (2)
  • Majas (2)
  • Penyair (13)
  • Puisi (1.972)
  • Puitika (3)
  • Wawancara (2)

Arsip

RSS Antologi Hari Puisi

  • Puisi: Candi – Warih Wisatsana (l. 1965)
  • Puisi: Mitomania – Warih Wisatsana (l. 1965)
  • Puisi: Setengah Sendok Makan – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Indeks Penyambung Lidah – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Pudak – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Kota Kematian – Rizki Amir (l. 1995)

Tag

Abdul Hadi WM Acep Zamzam Noor Afrizal Malna Agam Wispi Agenda Amir Hamzah Anekdot Aslan Abidin Asrul Sani Avianti Armand Ayatrohaedi Badruddin Emce bukhari aljauhari Chairil Anwar Dami N. Toda Doddi Ahmad Fauji D Zawawi Imron Esai Frans Nadjira Goenawan Mohamad Hasan Aspahani Hasif Amini HPI2017 HR. Bandaharo J.E. Tatengkeng Korrie Layun Rampan Mh. Rustandi Kartakusuma Muhammad Yamin Nina Minareli Penyair Puisi Putu Vivi Lestari Rendra Rida K. Liamsi Rivai Apin Saini KM Sapardi Djoko Damono Sitok Srengenge Subagio Sastrowardoyo Sutardji Calzoum Bachri Taufiq Ismail Tjak S. Parlan Toeti Heraty Trisno Sumardjo Wiji Thukul

Hari Puisi | Antologi Puisi Indonesia

Lahir seorang besar dan tenggelam beratus ribu. Keduanya harus dicatet, keduanya dapat tempat - "Catetan Th. 1946" - Chairil Anwar

Tulisan Terbaru

  • Puisi: Candi – Warih Wisatsana (l. 1965)
  • Puisi: Mitomania – Warih Wisatsana (l. 1965)
  • Puisi: Setengah Sendok Makan – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Indeks Penyambung Lidah – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Pudak – Rizki Amir (l. 1995)

Kontak Kerjasama

jurubaca@gmail.com (Email) 081218114482 (WA)

Kategori

  • Agenda (14)
  • Anekdot (10)
  • Apresiasi (1)
  • Buku (10)
  • Dari Kami (6)
  • Esai (129)
  • Lokomoteks (2)
  • Majas (2)
  • Penyair (13)
  • Puisi (1.972)
  • Puitika (3)
  • Wawancara (2)

Telusuri Isi

Arsip

Antologi Tumbuh

Situs ini berupaya memuat puisi Indonesia dari titik awal sejauh yang bisa kami telusuri, hingga ke titik paling mutakhir di mana kami yakin puisi tersebut telah atau akan meninggalkan jejak yang  mewakili perkembangan dan pencapaian serta memberi sumbangan yang memperkaya cara ucap dan tema dalam puisi kita.

Sejak 2016 | Dikelola oleh Hasan Aspahani