• Mata Puisi
  • Vlog Juru Baca
  • Arsip Horison 1966 – 1990
Antologi Hari Puisi

Menu

Skip to content
  • Beranda
    • Esai
    • Buku
    • Puisi
    • Penyair
    • Wawancara
  • Antologi Tumbuh
  • Situs Bagus
  • Daftar (sementara) Penyair

Mansur Samin

Puisi: Ajakan – Mansur Samin (1930-2003)

Posted on 5 November 20175 November 2017 by Editor

Mansur Samin (1930-2003) Mari serahkan kepadaku semua sengsara sampai di manalah tangis orang-orang putus asa tiada percaya hidup ini nyanyian mesra sedang baiknya jiwa memperkelahikan nasib tiada habisnya Mari serahkan […]

Posted in Puisi Tagged Mansur Samin, Puisi Leave a comment

Puisi: Padangsidempuan – Mansur Samin (1930-2003)

Posted on 5 November 20178 November 2017 by Editor

Mansur Samin (1930-2003) ucapkan semua harga dari suara dihadapi pijar resah dalam tiada takutku dan takutmu hasrat yang ramah menyubur jauh dalam hari dan dera dan memadatlah hubungan duka raba […]

Posted in Puisi Tagged Mansur Samin, Puisi Leave a comment

Puisi: Jelmaan – Mansur Samin (1930-2003)

Posted on 5 November 20175 November 2017 by Editor

Mansur Samin (1930-2003) Siapakah kau nakhoda, bajak atau nelayan awas lewat di sini anak cucu ingat jembalang cermat siga gelombang ini laut, kubur kisahku sepanjang zaman Itu perahu berisi pengantin […]

Posted in Puisi Tagged Mansur Samin, Puisi Leave a comment

Puisi: Sibaganding Sirajagoda – Mansur Samin (1930-2003)

Posted on 5 November 20178 November 2017 by Editor

Mansur Samin (1930-2003) Tengah Siang di pojok nun, ke dalam restoran berbondong para kuli berlesuan duduk di sebaris bangku dari bisik dan keluh: Telah berbulan tak ada kapal pulang! Sedang […]

Posted in Puisi Tagged Mansur Samin, Puisi Leave a comment

Puisi: Kami – Mansur Samin

Posted on 2 Februari 2017 by Editor

Mansur Samin Kami tak siasia mempertahankan bumimu ini menyerahkan gerak jiwa masak oleh tenaga pandanglah jalan suram masa kalut yang dikeluhi setiap kata mencari nilai dalam benda Kami tak siasia […]

Posted in Puisi Tagged Mansur Samin, Puisi Leave a comment

Kategori

  • Agenda (14)
  • Anekdot (10)
  • Apresiasi (1)
  • Buku (10)
  • Dari Kami (6)
  • Esai (129)
  • Lokomoteks (2)
  • Majas (2)
  • Penyair (13)
  • Puisi (1.972)
  • Puitika (3)
  • Wawancara (2)

Arsip

RSS Antologi Hari Puisi

  • Puisi: Candi – Warih Wisatsana (l. 1965)
  • Puisi: Mitomania – Warih Wisatsana (l. 1965)
  • Puisi: Setengah Sendok Makan – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Indeks Penyambung Lidah – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Pudak – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Kota Kematian – Rizki Amir (l. 1995)

Tag

Abdul Hadi WM Acep Zamzam Noor Afrizal Malna Agam Wispi Agenda Amir Hamzah Anekdot Aslan Abidin Asrul Sani Avianti Armand Ayatrohaedi Badruddin Emce bukhari aljauhari Chairil Anwar Dami N. Toda Doddi Ahmad Fauji D Zawawi Imron Esai Frans Nadjira Goenawan Mohamad Hasan Aspahani Hasif Amini HPI2017 HR. Bandaharo J.E. Tatengkeng Korrie Layun Rampan Mh. Rustandi Kartakusuma Muhammad Yamin Nina Minareli Penyair Puisi Putu Vivi Lestari Rendra Rida K. Liamsi Rivai Apin Saini KM Sapardi Djoko Damono Sitok Srengenge Subagio Sastrowardoyo Sutardji Calzoum Bachri Taufiq Ismail Tjak S. Parlan Toeti Heraty Trisno Sumardjo Wiji Thukul

Hari Puisi | Antologi Puisi Indonesia

Lahir seorang besar dan tenggelam beratus ribu. Keduanya harus dicatet, keduanya dapat tempat - "Catetan Th. 1946" - Chairil Anwar

Tulisan Terbaru

  • Puisi: Candi – Warih Wisatsana (l. 1965)
  • Puisi: Mitomania – Warih Wisatsana (l. 1965)
  • Puisi: Setengah Sendok Makan – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Indeks Penyambung Lidah – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Pudak – Rizki Amir (l. 1995)

Kontak Kerjasama

jurubaca@gmail.com (Email) 081218114482 (WA)

Kategori

  • Agenda (14)
  • Anekdot (10)
  • Apresiasi (1)
  • Buku (10)
  • Dari Kami (6)
  • Esai (129)
  • Lokomoteks (2)
  • Majas (2)
  • Penyair (13)
  • Puisi (1.972)
  • Puitika (3)
  • Wawancara (2)

Telusuri Isi

Arsip

Antologi Tumbuh

Situs ini berupaya memuat puisi Indonesia dari titik awal sejauh yang bisa kami telusuri, hingga ke titik paling mutakhir di mana kami yakin puisi tersebut telah atau akan meninggalkan jejak yang  mewakili perkembangan dan pencapaian serta memberi sumbangan yang memperkaya cara ucap dan tema dalam puisi kita.

Sejak 2016 | Dikelola oleh Hasan Aspahani