• Mata Puisi
  • Vlog Juru Baca
  • Arsip Horison 1966 – 1990
Antologi Hari Puisi

Menu

Skip to content
  • Beranda
    • Esai
    • Buku
    • Puisi
    • Penyair
    • Wawancara
  • Antologi Tumbuh
  • Situs Bagus
  • Daftar (sementara) Penyair

Rosihan Anwar

Puisi: Keyakinan – Rosihan Anwar (1922-2011)

Posted on 18 April 2018 by Editor

Rosihan Anwar (1922-2011) Keyakinan Bila pun dibanting ke lembah duka Di sana disungkup gelap gulita Udara bagaikan mencekik rasa      Sekalipun diderak seluruh tubuh      Disergap dari segenap penjuru      […]

Posted in Puisi Tagged Puisi, Rosihan Anwar Leave a comment

Puisi: Lukisan – Rosihan Anwar (1922-2011)

Posted on 18 April 201818 April 2018 by Editor

Rosihan Anwar (1922-2011) Lukisan kepada Perjurit Di atas trem penuh pepak Di sudut saja tempatku tegak…. Duduk di depanku Perjurit muda Selurus sikapnya “lukisan” nyata: Contoh manusia     Tenang tegap […]

Posted in Puisi Tagged Puisi, Rosihan Anwar Leave a comment

Puisi: Untuk Saudara – Rosihan Anwar (1922-2011)

Posted on 24 Mei 2017 by Editor

Rosihan Anwar (1922-2011) Setelah saudara bersusun madah Tiada dihemat sanjungan puja Merdu didengar buai nyanyian Asia Raya jadi junjungan Sudikah saudara periksa kembali Biarpun bengis dibongkar hati Sungguhkah diri pencinta […]

Posted in Puisi Tagged Puisi, Rosihan Anwar Leave a comment

Puisi – Seruan Lepas – Rosihan Anwar (1922-2011)

Posted on 24 Mei 2017 by Editor

Rosihan Anwar (1922-2011) Tuan berjalan jua sendirian Makin ke muka, semakin mendaki Hendak mencapai puncak kemenangan Tak tahu lelah, tak pernah berhenti. Berseru mengajak kiri dan kanan Saudara yang lain […]

Posted in Puisi Tagged Puisi, Rosihan Anwar Leave a comment

Puisi: Jarak Belum Bertitian – Rosihan Anwar (1922-2011)

Posted on 17 April 201724 Mei 2017 by Editor

Rosihan Anwar (1922-2011) Pabila kukenang keputusan kata: “Jangan aku didamping juga Lekaslah jauh berangkat pergi Tiada kita dapat serasi Di alamku engkau ‘asing’ kurasa…” Aku tersenyum… pilu mengerti… Tidakkah kutahu betapa […]

Posted in Puisi Tagged Puisi, Rosihan Anwar Leave a comment

Kategori

  • Agenda (14)
  • Anekdot (10)
  • Apresiasi (1)
  • Buku (10)
  • Dari Kami (6)
  • Esai (129)
  • Lokomoteks (2)
  • Majas (2)
  • Penyair (13)
  • Puisi (1.972)
  • Puitika (3)
  • Wawancara (2)

Arsip

RSS Antologi Hari Puisi

  • Puisi: Candi – Warih Wisatsana (l. 1965)
  • Puisi: Mitomania – Warih Wisatsana (l. 1965)
  • Puisi: Setengah Sendok Makan – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Indeks Penyambung Lidah – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Pudak – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Kota Kematian – Rizki Amir (l. 1995)

Tag

Abdul Hadi WM Acep Zamzam Noor Afrizal Malna Agam Wispi Agenda Amir Hamzah Anekdot Aslan Abidin Asrul Sani Avianti Armand Ayatrohaedi Badruddin Emce bukhari aljauhari Chairil Anwar Dami N. Toda Doddi Ahmad Fauji D Zawawi Imron Esai Frans Nadjira Goenawan Mohamad Hasan Aspahani Hasif Amini HPI2017 HR. Bandaharo J.E. Tatengkeng Korrie Layun Rampan Mh. Rustandi Kartakusuma Muhammad Yamin Nina Minareli Penyair Puisi Putu Vivi Lestari Rendra Rida K. Liamsi Rivai Apin Saini KM Sapardi Djoko Damono Sitok Srengenge Subagio Sastrowardoyo Sutardji Calzoum Bachri Taufiq Ismail Tjak S. Parlan Toeti Heraty Trisno Sumardjo Wiji Thukul

Hari Puisi | Antologi Puisi Indonesia

Lahir seorang besar dan tenggelam beratus ribu. Keduanya harus dicatet, keduanya dapat tempat - "Catetan Th. 1946" - Chairil Anwar

Tulisan Terbaru

  • Puisi: Candi – Warih Wisatsana (l. 1965)
  • Puisi: Mitomania – Warih Wisatsana (l. 1965)
  • Puisi: Setengah Sendok Makan – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Indeks Penyambung Lidah – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Pudak – Rizki Amir (l. 1995)

Kontak Kerjasama

jurubaca@gmail.com (Email) 081218114482 (WA)

Kategori

  • Agenda (14)
  • Anekdot (10)
  • Apresiasi (1)
  • Buku (10)
  • Dari Kami (6)
  • Esai (129)
  • Lokomoteks (2)
  • Majas (2)
  • Penyair (13)
  • Puisi (1.972)
  • Puitika (3)
  • Wawancara (2)

Telusuri Isi

Arsip

Antologi Tumbuh

Situs ini berupaya memuat puisi Indonesia dari titik awal sejauh yang bisa kami telusuri, hingga ke titik paling mutakhir di mana kami yakin puisi tersebut telah atau akan meninggalkan jejak yang  mewakili perkembangan dan pencapaian serta memberi sumbangan yang memperkaya cara ucap dan tema dalam puisi kita.

Sejak 2016 | Dikelola oleh Hasan Aspahani