• Mata Puisi
  • Vlog Juru Baca
  • Arsip Horison 1966 – 1990
Antologi Hari Puisi

Menu

Skip to content
  • Beranda
    • Esai
    • Buku
    • Puisi
    • Penyair
    • Wawancara
  • Antologi Tumbuh
  • Situs Bagus
  • Daftar (sementara) Penyair

Sjarifuddin A. Ch.

Puisi: Aku Menyusut Jendela Kaca – Sjarifuddin A. Ch. (l. 1950)

Posted on 1 Mei 20191 Mei 2019 by Editor

Sjarifuddin A. Ch. (l. 1950) Aku Menyusut Jendela Kaca Aku menyusut jendela kaca ketika langit bertambah buram dan awan-awan membentuk kepingan-kepingan timah hitam yang berserakan di udara. Aku menyusut jendela […]

Posted in Puisi Tagged Puisi, Sjarifuddin A. Ch. Leave a comment

Puisi: Puisi Berwarna Kuning – Sjarifuddin A. Ch. (l. 1950)

Posted on 1 Mei 20191 Mei 2019 by Editor

Sjarifuddin A. Ch. (l. 1950) Puisi Berwarna Kuning (Semuanya telah terjadi di dalam sebuah puisi yang berwarna kuning) Burung gagak itu telah menunggu di setiap garis-garis langit Burung gagak itu […]

Posted in Puisi Tagged Puisi, Sjarifuddin A. Ch. Leave a comment

Puisi: Lirik Perkabungan – Sjarifuddin A. Ch. (l. 1950)

Posted on 1 Mei 20191 Mei 2019 by Editor

Sjarifuddin A. Ch. (l. 1950) Lirik Perkabungan (Inilah sebuah komedi yang saya tak sukai) Ketika kau diam senyap tak bersuara Gelak tawa yang tersiksa dan ribuan penonton yang tertekan oleh […]

Posted in Puisi Tagged Puisi, Sjarifuddin A. Ch. Leave a comment

Puisi: Sajak Orang Tua – Sjarifuddin A. Ch. (l. 1950)

Posted on 1 Mei 20196 Juni 2020 by Editor

Sjarifuddin A. Ch. (l. 1950) Sajak Orang Tua (1) Aku telah menyaksikan sesuatu di balik bayangan bulan seseorang membungkuk mengukur bayangannya sendiri dan segalanya menjadi gemetar Ia merayap di bawah […]

Posted in Puisi Tagged Puisi, Sjarifuddin A. Ch. Leave a comment

Puisi: Sajak yang Lahir karena Gonggongan Anjing Betina – Sjarifuddin A. Ch. (l. 1950)

Posted on 1 Mei 20191 Mei 2019 by Editor

Sjarifuddin A. Ch. (l. 1950) Sajak yang Lahir karena Gonggongan Anjing Betina (Malam hari. Ada bulan. Ada angin. Dan muncul kegelisahan) Diam, diamlah, tutup mulutmu segera dan sekarang sudah tersedia […]

Posted in Puisi Tagged Puisi, Sjarifuddin A. Ch. Leave a comment

Kategori

  • Agenda (14)
  • Anekdot (10)
  • Apresiasi (1)
  • Buku (10)
  • Dari Kami (6)
  • Esai (129)
  • Lokomoteks (2)
  • Majas (2)
  • Penyair (13)
  • Puisi (1.972)
  • Puitika (3)
  • Wawancara (2)

Arsip

RSS Antologi Hari Puisi

  • Puisi: Candi – Warih Wisatsana (l. 1965)
  • Puisi: Mitomania – Warih Wisatsana (l. 1965)
  • Puisi: Setengah Sendok Makan – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Indeks Penyambung Lidah – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Pudak – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Kota Kematian – Rizki Amir (l. 1995)

Tag

Abdul Hadi WM Acep Zamzam Noor Afrizal Malna Agam Wispi Agenda Amir Hamzah Anekdot Aslan Abidin Asrul Sani Avianti Armand Ayatrohaedi Badruddin Emce bukhari aljauhari Chairil Anwar Dami N. Toda Doddi Ahmad Fauji D Zawawi Imron Esai Frans Nadjira Goenawan Mohamad Hasan Aspahani Hasif Amini HPI2017 HR. Bandaharo J.E. Tatengkeng Korrie Layun Rampan Mh. Rustandi Kartakusuma Muhammad Yamin Nina Minareli Penyair Puisi Putu Vivi Lestari Rendra Rida K. Liamsi Rivai Apin Saini KM Sapardi Djoko Damono Sitok Srengenge Subagio Sastrowardoyo Sutardji Calzoum Bachri Taufiq Ismail Tjak S. Parlan Toeti Heraty Trisno Sumardjo Wiji Thukul

Hari Puisi | Antologi Puisi Indonesia

Lahir seorang besar dan tenggelam beratus ribu. Keduanya harus dicatet, keduanya dapat tempat - "Catetan Th. 1946" - Chairil Anwar

Tulisan Terbaru

  • Puisi: Candi – Warih Wisatsana (l. 1965)
  • Puisi: Mitomania – Warih Wisatsana (l. 1965)
  • Puisi: Setengah Sendok Makan – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Indeks Penyambung Lidah – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Pudak – Rizki Amir (l. 1995)

Kontak Kerjasama

jurubaca@gmail.com (Email) 081218114482 (WA)

Kategori

  • Agenda (14)
  • Anekdot (10)
  • Apresiasi (1)
  • Buku (10)
  • Dari Kami (6)
  • Esai (129)
  • Lokomoteks (2)
  • Majas (2)
  • Penyair (13)
  • Puisi (1.972)
  • Puitika (3)
  • Wawancara (2)

Telusuri Isi

Arsip

Antologi Tumbuh

Situs ini berupaya memuat puisi Indonesia dari titik awal sejauh yang bisa kami telusuri, hingga ke titik paling mutakhir di mana kami yakin puisi tersebut telah atau akan meninggalkan jejak yang  mewakili perkembangan dan pencapaian serta memberi sumbangan yang memperkaya cara ucap dan tema dalam puisi kita.

Sejak 2016 | Dikelola oleh Hasan Aspahani