• Mata Puisi
  • Vlog Juru Baca
  • Arsip Horison 1966 – 1990
Antologi Hari Puisi

Menu

Skip to content
  • Beranda
    • Esai
    • Buku
    • Puisi
    • Penyair
    • Wawancara
  • Antologi Tumbuh
  • Situs Bagus
  • Daftar (sementara) Penyair

Yopi Setia Umbara

Puisi: Dalam Sebuah Flat – Yopi Setia Umbara (l. 1984)

Posted on 2 September 20202 September 2020 by Editor

Yopi Setia Umbara (l. 1984)Dalam Sebuah Flat dalam sebuah flat di lantai 16aku terkurung sangat kesepianperadaban jadi sekadar beritasekilas kubaca di dunia mayaatau gemuruh kendaraanjuga suara orang-orangmelambung memenuhi udara di […]

Posted in Puisi Tagged Puisi, Yopi Setia Umbara Leave a comment

Puisi: Seperti Kesunyian – Yopi Setia Umbara (l. 1984)

Posted on 2 September 20202 September 2020 by Editor

Yopi Setia Umbara (l. 1984)Seperti Kesunyian : El Gabo seperti kesunyianmenjelma macondo yang malangroh jahat dan bayang ketakutanmenyerupai ujung bedilmengarah pada kepala kerdil bumi adalah anak yatimterus diserbu pengungsidengan perut […]

Posted in Puisi Tagged Puisi, Yopi Setia Umbara Leave a comment

Puisi: Dalam Perutku – Yopi Setia Umbara (l. 1984)

Posted on 2 September 20202 September 2020 by Editor

Yopi Setia Umbara (l. 1984) Dalam Perutku maja, seandainya kau tahu. bahwa dalam perutkutank-tank siap menembak. tentara membidikan bediljuga rudal-rudal. dikendalikan jauh dari tubuhkusiap menghancurkan apa saja. misalkan peperanganyang tak […]

Posted in Puisi Tagged Puisi, Yopi Setia Umbara Leave a comment

Puisi: Catatan Harian Pekerja Borongan – Yopi Setia Umbara (l. 1984)

Posted on 9 April 2018 by Editor

Yopi Setia Umbara (l. 1984) Catatan Harian Pekerja Borongan tak ada hari libur. bahkan di hari minggu akal kami adalah tenaga. tenaga akal kami cukup kasih nasi. kerja sungguh-sungguh sebab […]

Posted in Puisi Tagged Puisi, Yopi Setia Umbara Leave a comment

Puisi: Aku Bergegas Menujumu – Yopi Setia Umbara (l. 1984)

Posted on 9 April 2018 by Editor

Yopi Setia Umbara (l. 1984) Aku Bergegas Menujumu pada jalan menujumu aku bergegas layaknya sungai yang dipaksa cuaca sampai ke laut lalu merangkak ke langit dan sebagai hujan harus kembali […]

Posted in Puisi Tagged Puisi, Yopi Setia Umbara Leave a comment

Kategori

  • Agenda (14)
  • Anekdot (10)
  • Apresiasi (1)
  • Buku (10)
  • Dari Kami (6)
  • Esai (129)
  • Lokomoteks (2)
  • Majas (2)
  • Penyair (13)
  • Puisi (1.972)
  • Puitika (3)
  • Wawancara (2)

Arsip

RSS Antologi Hari Puisi

  • Puisi: Candi – Warih Wisatsana (l. 1965)
  • Puisi: Mitomania – Warih Wisatsana (l. 1965)
  • Puisi: Setengah Sendok Makan – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Indeks Penyambung Lidah – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Pudak – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Kota Kematian – Rizki Amir (l. 1995)

Tag

Abdul Hadi WM Acep Zamzam Noor Afrizal Malna Agam Wispi Agenda Amir Hamzah Anekdot Aslan Abidin Asrul Sani Avianti Armand Ayatrohaedi Badruddin Emce bukhari aljauhari Chairil Anwar Dami N. Toda Doddi Ahmad Fauji D Zawawi Imron Esai Frans Nadjira Goenawan Mohamad Hasan Aspahani Hasif Amini HPI2017 HR. Bandaharo J.E. Tatengkeng Korrie Layun Rampan Mh. Rustandi Kartakusuma Muhammad Yamin Nina Minareli Penyair Puisi Putu Vivi Lestari Rendra Rida K. Liamsi Rivai Apin Saini KM Sapardi Djoko Damono Sitok Srengenge Subagio Sastrowardoyo Sutardji Calzoum Bachri Taufiq Ismail Tjak S. Parlan Toeti Heraty Trisno Sumardjo Wiji Thukul

Hari Puisi | Antologi Puisi Indonesia

Lahir seorang besar dan tenggelam beratus ribu. Keduanya harus dicatet, keduanya dapat tempat - "Catetan Th. 1946" - Chairil Anwar

Tulisan Terbaru

  • Puisi: Candi – Warih Wisatsana (l. 1965)
  • Puisi: Mitomania – Warih Wisatsana (l. 1965)
  • Puisi: Setengah Sendok Makan – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Indeks Penyambung Lidah – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Pudak – Rizki Amir (l. 1995)

Kontak Kerjasama

jurubaca@gmail.com (Email) 081218114482 (WA)

Kategori

  • Agenda (14)
  • Anekdot (10)
  • Apresiasi (1)
  • Buku (10)
  • Dari Kami (6)
  • Esai (129)
  • Lokomoteks (2)
  • Majas (2)
  • Penyair (13)
  • Puisi (1.972)
  • Puitika (3)
  • Wawancara (2)

Telusuri Isi

Arsip

Antologi Tumbuh

Situs ini berupaya memuat puisi Indonesia dari titik awal sejauh yang bisa kami telusuri, hingga ke titik paling mutakhir di mana kami yakin puisi tersebut telah atau akan meninggalkan jejak yang  mewakili perkembangan dan pencapaian serta memberi sumbangan yang memperkaya cara ucap dan tema dalam puisi kita.

Sejak 2016 | Dikelola oleh Hasan Aspahani