Muhammad Febriyadi (l. 1991)
Duka Seri Bumi
Luahkan air mata
tumpahkan di dadaku
air matamu akan aku tampi
hingga bening dan menjadi suci
Di sinilah hati berlari
mengejar makna duka seri bumi
tapi dukamu jadi dukaku
ia merangkak ke mana-mana
Rahasia alam kiang terpancang
ulik mengulik merangkai bukti
pancangnya menjelma sebuah gerbang
megah di etalase ujung langit
Kita coba raih meraih
namun tak ada ujung dan sampai
hingga peluh menjadi letih
tak ada satupun yang tergapai
Kita sampai ragam nestapa
kita benamkan luka duka lara
tapi makna duka seri bumi
makna luka pada diri sendiri
Duka seri bumi
adalah luka yang menjalar dari semai hujan air mata
mengaliri sabana dan rawa-rawa
menjelajahi rimba dan belantara
menjadi hati dan kecamuk jiwa
Duka seri bumi
adalah duka cita
yang lahir dari setetes air mata
lalu mengenangi hati dan jiwa jingga renta
Ke mana ia akan berlalu?
sedang hijaunya dibakar nafsu
dan kita alpa dan lupa
seri bumi adalah puncanya
mengail kedamaian abadiah
Kita telah sampai di mana?
Tanjungpinang, 20 Maret 2015.
Sumber: Mantera Debu Ngenang (Jejak, 2021)