Puisi: Negeri Datuk Djabok – Adri Sandra (l. 1964)

Adri Sandra (l. 1964)
Negeri Datuk Djabok

pernahkah kau lihat, sesuatu yang berlari di
hadapanmu
bayang-bayang yang berjalan sepanjang pergantian
tahun dan waktu
dan aku mendengar cairan-cairan sejarah ini
menetes antara daun-daun dan pucuk-pucuk randu
yang selalu kita pungut dan merendanya jadi tirai
abad ini

di dada sungai waktu mengalir perlahan
lengan-lengan peristiwa itu mengapung kukuh
di antara dua tebing tak terpisahkan
anjungan mesjid, suara kalam dan azan berlompatan
suara yang menjadi beribu-ribu keping cahaya
menyebar dalam pendaran awan
cahaya yang menjadi sinar berkepanjangan
matahari di jantung negeri ini, sepanjang abad berlari

ketika aku melewati jalan dan jejak-jejak masa
lampau
desau napas di antara lalang-lalang menjulang
aku membaca darah dan nyawa, darah yang tumbuh
dan mengalir di bawah kibar bendera
di jantung negeri ini, tertimbun sejarah dan peristiwa
dan kemerdekaan itu berdiri di atasnya

hanyalah tiang-tiang bayangan itu menjelaskan pada
kita
Datuk Djabok, Abbas dan Mustafa membentangkan
jembatan antara air
Martais, Abbas Manan, mengalirkan darah di dua
tempat berbeda
seakan-akan waktu tak lagi bisa kita temukan
dan bayang-bayang yang berjalan terdinding tebal
awan

daun-daun berguguran, antara hujan dan panas
daun-daun berguguran, di atas sungai dan perahu
yang diam
daun-daun berguguran, antara kelopak dua matamu
di negeri ini, ketika payung itu mengembang
aku berteduh di bawahnya

Puncak Bakung, 2016

Sumber: Media Indonesia, Minggu, 18 September 2016

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *