Puisi: Perempuannya Eliot – Iswadi Pratama (l. 1971)

Iswadi Pratama (l. 1971)
Perempuannya Eliot

–Vivienne

Rumah dengan jendela jendela besar dan dinding bata merah yang lembab
Pintu berderak diterpa angin musim gugur. Angin, tamu yang lebih ramah
Melaluinya kau hirup aroma pohon pohon oak dan ruap sup dari dapur reot
Juga sebuah ciuman dan bau tembakau dari mulut yang cemas milik Eliot

Mulut itu, sepasang bibir yang kadang tampak kelam, menjadi lebih diam
Daripada batu batu hitam di tepi Camden Park. Mulut yang kau nantikan
Bisikannya di antara pekak gagak dan arus sungai yang mendesak sepi
Hingga ke pekarangan sebuah flat di Hampstead City, di antara pucat pagi

Di sini sebuah puisi lebih memiliki bunyi daripada degup jantungmu sendiri
Jantung yang menyimpan debar dua lelaki. Satu pergi, lainnya tak perduli
Tapi bukit bukit yang membentang di selatan itu, seperti sebuah jamuan
Memaksamu bertahan dengan insomnia, pil penenang, seberkas ingatan

Lalu kereta musim gugur menghelamu Vivienne, ke tempat yang lebih jauh
Pecahan awan bersitahan untuk tak hilang dihembus angin dari West Land
Kesedihan adalah men

yusuri kerumitan di daratan liar itu; tubuh perempuan
Tak bisa berakhir bahkan dalam sajak panjangdi mana kau tak dikenang

2016

Sumber: Koran Tempo,  25-26 Maret 2017

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.