Jamal D. Rahman
kepada petani tembakau di madura
kami anak-anak tembakau
tumbuh di antara anak-anak batu
nafas kami bau kemarau campur cerutu
bila kami saling dekap,
kami berdekapan dengan tangan kemarau
bila kami saling cium,
kami berciuman dengan bau tembakau
langit desa kami rubuh seribu kali
tapi kami tak pernah menangis
sebab kulit kami tetap coklat
secoklat tanah
tempat kami menggali airmata sendiri
langit desa kami rubuh seribu kali
tapi kami tak pernah menyerah
pada setiap daun tembakau
kami urai urat hidup kami
pada setiap pohon tembakau
kami rangkai serat doa kami
2000
Sumber: Garam-garam Hujan (Hikayat Publishing, Yogyakarta, Cetakan : II, April 2004)