• Mata Puisi
  • Vlog Juru Baca
  • Arsip Horison 1966 – 1990
Antologi Hari Puisi

Menu

Skip to content
  • Beranda
    • Esai
    • Buku
    • Puisi
    • Penyair
    • Wawancara
  • Antologi Tumbuh
  • Situs Bagus
  • Daftar (sementara) Penyair

Jamal D. Rahman

Puisi: Rubaiyat Matahari – Jamal D. Rahman

Posted on 18 Agustus 201718 Agustus 2017 by Editor

Jamal D. Rahman 1 dengan bismilah berdarah di rahim sunyi kueja namamu di rubaiyat matahari kau dengar aku menangis sepanjang hari karena dari november-desember selalu lahir januari 2 engkaulah sepi […]

Posted in Puisi Tagged Jamal D. Rahman, Puisi Leave a comment

Puisi: Bayang-bayang – Jamal D. Rahman

Posted on 18 Agustus 201718 Agustus 2017 by Editor

Jamal D. Rahman pada usia berapakah matahari menciumimu? usia beredar sepanjang ajal: perjalanan yang tak sampai-sampai pada hujan sementara percakapan dengan dinding tak pernah sampai ke cakrawala. berapakah usia matahari, […]

Posted in Puisi Tagged Jamal D. Rahman, Puisi Leave a comment

Puisi: Rubaiyat Februari – Jamal D Rahman

Posted on 9 Maret 2017 by Editor

Jamal D. Rahman 1 langit cair tembaga pecah di kawah menganga tak habis-habis menguras magma : di tebing merah api ini, aku mendaki sendiri, jadi magma paling sunyi 2 padang-padang […]

Posted in Puisi Tagged Jamal D. Rahman, Puisi Leave a comment

Puisi: Penyair di Pojok Tikungan – Jamal D Rahman

Posted on 9 Maret 2017 by Editor

Jamal D Rahman karena setiap bahasa memiliki tanda kurung dan garis miring, penyair selalu berdiri di pojok tikungan penuh bahaya itu. ia tak mampu lagi memahami gelora bahasamu saat kau […]

Posted in Puisi Tagged Jamal D. Rahman, Puisi Leave a comment

Puisi: Anak-Anak Tembakau – Jamal D. Rahman

Posted on 5 Februari 2017 by Editor

Jamal D. Rahman kepada petani tembakau di madura kami anak-anak tembakau tumbuh di antara anak-anak batu nafas kami bau kemarau campur cerutu bila kami saling dekap, kami berdekapan dengan tangan […]

Posted in Puisi Tagged Jamal D. Rahman, Puisi Leave a comment

Kategori

  • Agenda (14)
  • Anekdot (10)
  • Apresiasi (1)
  • Buku (10)
  • Dari Kami (6)
  • Esai (129)
  • Lokomoteks (2)
  • Majas (2)
  • Penyair (13)
  • Puisi (1.972)
  • Puitika (3)
  • Wawancara (2)

Arsip

RSS Antologi Hari Puisi

  • Puisi: Candi – Warih Wisatsana (l. 1965)
  • Puisi: Mitomania – Warih Wisatsana (l. 1965)
  • Puisi: Setengah Sendok Makan – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Indeks Penyambung Lidah – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Pudak – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Kota Kematian – Rizki Amir (l. 1995)

Tag

Abdul Hadi WM Acep Zamzam Noor Afrizal Malna Agam Wispi Agenda Amir Hamzah Anekdot Aslan Abidin Asrul Sani Avianti Armand Ayatrohaedi Badruddin Emce bukhari aljauhari Chairil Anwar Dami N. Toda Doddi Ahmad Fauji D Zawawi Imron Esai Frans Nadjira Goenawan Mohamad Hasan Aspahani Hasif Amini HPI2017 HR. Bandaharo J.E. Tatengkeng Korrie Layun Rampan Mh. Rustandi Kartakusuma Muhammad Yamin Nina Minareli Penyair Puisi Putu Vivi Lestari Rendra Rida K. Liamsi Rivai Apin Saini KM Sapardi Djoko Damono Sitok Srengenge Subagio Sastrowardoyo Sutardji Calzoum Bachri Taufiq Ismail Tjak S. Parlan Toeti Heraty Trisno Sumardjo Wiji Thukul

Hari Puisi | Antologi Puisi Indonesia

Lahir seorang besar dan tenggelam beratus ribu. Keduanya harus dicatet, keduanya dapat tempat - "Catetan Th. 1946" - Chairil Anwar

Tulisan Terbaru

  • Puisi: Candi – Warih Wisatsana (l. 1965)
  • Puisi: Mitomania – Warih Wisatsana (l. 1965)
  • Puisi: Setengah Sendok Makan – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Indeks Penyambung Lidah – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Pudak – Rizki Amir (l. 1995)

Kontak Kerjasama

jurubaca@gmail.com (Email) 081218114482 (WA)

Kategori

  • Agenda (14)
  • Anekdot (10)
  • Apresiasi (1)
  • Buku (10)
  • Dari Kami (6)
  • Esai (129)
  • Lokomoteks (2)
  • Majas (2)
  • Penyair (13)
  • Puisi (1.972)
  • Puitika (3)
  • Wawancara (2)

Telusuri Isi

Arsip

Antologi Tumbuh

Situs ini berupaya memuat puisi Indonesia dari titik awal sejauh yang bisa kami telusuri, hingga ke titik paling mutakhir di mana kami yakin puisi tersebut telah atau akan meninggalkan jejak yang  mewakili perkembangan dan pencapaian serta memberi sumbangan yang memperkaya cara ucap dan tema dalam puisi kita.

Sejak 2016 | Dikelola oleh Hasan Aspahani