Puisi: Sajadah Selembar Badan – Arwinto Syamsunu Ajie (1965 – 2019)

Arwinto Syamsunu Ajie (1965 – 2019)
Sajadah Selembar Badan

Luka-luka bersembahyang, di atas sajadah selembar
badan. Angin mudik berkesiut pelan, tiap kali cakar-cakar gelombang dipantaikan. Jadi buih-buih putih kenangan.

Jadi detik-detik yang senja temaram. ”Engkau ingin melipat seluruh pelayaran? Wahai, engkau akan menggulung semua yang belum labuh atau karam?” tanya yang masih bersabung dan bersambung ke halaman demi halaman berpasir lembut serta basah penghidupan.

Tetapi bujur hari telah ditekuk rukuk duri nyeri dicabut sujud. Berulang-ulang. Sejak peluit niat itu aku tiup, dunia kuajari satu kesabaran: menunggu di luar seluruh bisik dan gerak pencitraan.

Luka-luka bersembahyang, di atas sajadah selembar badan. Sampai dahi bergaram. Batin mengupas kerakap dendam, pori-pori terjauhkan dari rangkak ulat dan guguran mawar berulang-ulang. Berulang-ulang. Menyempurnakan sentuhan sekian sayang: rindu yang mengangkut desir hawa keikhlasan.

Kebumen, 2008

Sumber: 3 Senyuman, 8 Maret 2010.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.