Arwinto Syamsunu Ajie (1965 – 2019)Menjahit Robekan Saku Aku menjahit robekan saku dengan 10 jaripulang mengembara. “Telah kujalin benang dariserat-serat purnama, dari ribuan hutan kota.Kini, teruslah terjaga, doa. Teruslah terjagabagi […]
arwinto syamsunu ajie
Puisi: Sajadah Selembar Badan – Arwinto Syamsunu Ajie (1965 – 2019)
Arwinto Syamsunu Ajie (1965 – 2019)Sajadah Selembar Badan Luka-luka bersembahyang, di atas sajadah selembarbadan. Angin mudik berkesiut pelan, tiap kali cakar-cakar gelombang dipantaikan. Jadi buih-buih putih kenangan. Jadi detik-detik yang […]
Puisi: Kau Namakan Aku Lidah – Arwinto Syamsunu Ajie (1965-2019)
Arwinto Syamsunu Ajie (1965-2019)Kau Namakan Aku Lidah Kau namakan aku lidah. Baiklah. Tak seorang perlu memukul-mukul kentong, mengundang tetangga, membagi-bagikan bubur merah. Nama itu cukup indah. Tak cuma mengelendot dalam […]
Puisi: Peladang – Arwinto Syamsunu Ajie
Arwinto Syamsunu Ajie Sudah angin masih pula hujan malam berkabar pesan waktu, hingga kunyalakan lilin-lilin gaib, kutaburkan bubuk yang ditumbuk dari bayangan- bayangan terbakar itu di ladang warisan demi menumbuhkan […]
Puisi: Malam Menghunus Sepi yang Tua – Arwinto Syamsunu Ajie (1965-2019)
Arwinto Syamsunu Ajie (1965-2019) Malam Menghunus Sepi yang Tua Sandiwara mulai digulung oleh lampu dan jalan-jalan kota. Bayang-bayang pada koyak jala warna merengek pulang ke kubangan semula Gedung-gedung terkurung keletihannya […]