Puisi: Bahwa Ia – Ilham Wahyudi (l. 1983)

Ilham Wahyudi (l. 1983)
Bahwa Ia

Bahwa ia jantung hatiku, boleh jadi.
Bahwa ia saksi kunci yang kita cari, mudah-mudahan
Bahwa ia tuan pembuat roti, kalau-kalau
Bahwa ia buli-buli lima kaki, agaknya.
Bahwa ia pembawa resah tidur malam, bisa.
Bahwa ia perompak hati puan kirana, mana tahu.
Bahwa ia kitab undang-undang dasar, harus.
Bahwa ia malam yang sungsang, sepertinya.
Bahwa ia penyair kering umpama, tampaknya.
Bahwa ia bahaya laten malam pengantin, patut.
Bahwa ia daun gugur di belakang rumahmu, entah.
Bahwa ia pantulan cahaya mata, agak-agak.
Bahwa ia kuning melati yang kaget, konon.
Bahwa ia dukacitaku-dukacitamu, siapa tahu.
Bahwa ia hujan bulan Juni, barangkali.
Bahwa ia lagu yang didaur ulang beberapa kali, dapat.
Bahwa ia si pembisik aktor kawakan, kali.
Bahwa ia pembunuh bulan, rupa-rupanya.
Bahwa ia rindu yang lekat, kelihatannya.
Bahwa ia buku latihan tidur, kalau tak salah.
Bahwa ia belum juga punya nyali, takut-takut.
Bahwa ia biduan yang honornya gede, potensial.
Bahwa ia tempat tidur yang berderak-derak, kira-kira.
Bahwa ia oposisi yang dilirik sang presiden, mudah.
Bahwa ia segelas kopi belaka, mentak.
Bahwa ia tak juga selesai memuisi, jangan-jangan.

Surabaya, 2019 –

Sumber: Baca Petra, 20 Juli 2020. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *