Anwar Putra Bayu
Bermalam di kotamu yang dingin dan berdenyut
seperti seorang tentara mengarahkan bayonet ke
wajahku. Penuh kecemasan.
Aku datang dan bermalam di kotamu
hanya sebagai orang asing
kau sekedar ingin mengusap sekejap
dan melemparkanku begitu saja
Bermalam di kotamu yang gelisah
kini tenang. Lampu-lampu laser
menyorotku. Aku seperti aktor
di panggung teater. Aku pun berkata
“Walikota, dapatkah kau meniduri kotamu
malam ini? Karena kecemasan selalu memburuku”
kotamu memiliki beribu malam
di antaranya ketakutan
yang mengendap
lewat tengah malam
aku bawakan keliaran
untuk pacarku.
Bermalam di kotamu
zakarku terbakar
2005
Sumber: Puisi-puisi Pilihan Anwar Putra Bayu Pada Akhirnya (Hikayat Publishing, Yogyakarta, 2007)