Puisi: Cangkang Siput – Alpha Hambally (l. 1990)


Alpha Hambally (l. 1990)
Cangkang Siput

Di dalam rongga ini, kau menawarkan banyak
pintu yang semua jalannya membentang ke
ujung kosmos, serta beberapa kamar untuk
menopang badanku apabila suatu saat
kelaminku patah dan hanya sebelah mataku
yang berdiri sebagai keturunanmu. Tapi aku
hanya memilih duduk di ruang tamu, menjadi
orang asing yang mencatat dan mengampuni
dosanya sendiri, karena aku tak seabadi dirimu
yang bisa melalui air liur tanpa harus berjalan.
Meskipun liur itu selalu kauusap dengan sapu
tangan dari balik pepohonan, ia akan
mendesak terus melampaui batas kakimu dan
kekentalannya memenuhi setiap jalan di dalam
tidurmu yang tiada pernah mencapai ujung
mimpi. Tapi kau malah memanjangkan
ruangmu, menjangkau jarak antar dimensi,
supaya aku bisa masuk lebih dalam lagi.
Padahal dari ruang tamu, aku seperti berada
dari luar Bimasakti sekaligus duduk di atas
matahari. Aku selalu bisa mengintip dari
celahmu dan membiarkan detail terakhir pada
pelangi tersusun dari garis magenta yang
kemudian meletakkan berkas kecilnya di
kolam penuh angsa, sehingga unggas itu
terbang membawa semua warna. Maka jangan
tawarkan padaku lagi sebuah pintu, karena
cahaya di luar kosmos pun ada pada langkahku
yang pelan tapi kian dalam masuk ke tubuhmu
tanpa perlu melalui rongga suci kepunyaanmu.

2018

Sumber: Koran Tempo, 3-4 November 2018.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *