Puisi: Cerita Malam – S Rukiah (1927-1996)

S Rukiah (1927-1996)
Cerita Malam

Angin selatan berdesing lembut di pohon-pohon
pada rumah-rumah tua menggeletar cahaya bulan
dan malam itu aku masih berlari
meloncati parit-parit gelap
di mana kucari, inilah bekas kakimu menginjak?!

Sepanjang malam ini aku terus melalui mimpi
dan engkau tak usah tahu
sampai di mana habisnya
dan sampai kapan ini tiba di perhentian impian
sesudah puas memilih-milih
malam keberapa
dan malam mana yang penuh bintang keemasan?

Kembali berdesing angin selatan di pohon-pohon
bulan merayap perlahan tenggelam
dan perlahan aku berdiri di atas jembatan tua
kutengok bayang-bayang di air
sudah hilang tiada lagi

Lihat! Bila bayang-bayang tiada lagi
dan cahaya bulan sudah pergi
aku rasa, impian hampir selesai
parit-parit yang gelap hampir berlalu
dan pasti akan kucari jiwamu
yang berat berkata-kata: mari, bangunlah!

Bila bayang-bayang dan impian tiada lagi
akan tampak di mata kita
ini sepotong dunia yang sakit pucat telanjang
menjadi dunia yang satu bulat selesai
dan mayat-mayat yang sudah merangka di kubur
akan bangun kembali penuh bernyata!

Sumber: Tandus (Balai Pustaka, Jakarta, 1952) via “Seserpih Pinang Sepucuk Sirih” (Pustaka Jaya, 1979)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *