Tia Setiadi
untuk Jorge Luis Borges
/I/
Bagaimana bila satu petang kau bercermin
Dan kau pandang di sana bukan wajahmu?
Melainkan riak senja yang mengalir,
Arus awan di langit, dan nyala api di kejauhan.
Wajahmu jadi jejak yang meraib
Dan terbakar dalam bening api.
Dan api adalah puisi itu.
/II/
Sering kau menyaksikan wajahmu hanyut
Di alir sungai yang beda setiap waktu
Sekaligus sama setiap waktu
Seperti sungai Heraklitus.
Puisi adalah cermin yang hanyut
Di sungai itu.
Dan sebuah Wajah Lain
Yang terus memandangimu
Di kedalaman waktu.
/III/
Cermin, sungai,
Puisi:
Terkembang sedikit lebih lebar
Dan lebih baka
Ketimbang alam
Semesta.
Sebab ketiganya menggandakan
Serta menggemakan segalanya.
Seperti senggama.
/IV/
Narcissus menyingkapkan inti dirinya
Di kedalaman cermin dan sungai
Yang tak berawal dan berakhir
Bagai bentangan pasir.
Dan pasir adalah puisi itu
Di mana Wordsworth menitipkan
Seluruh dunianya yang tak terhingga.
Hijau dan sederhana.
Seperti keabadian.
Yogyakarta, Agustus 2012
Sumber: Kompas, 17 Februari 2013