• Mata Puisi
  • Vlog Juru Baca
  • Arsip Horison 1966 – 1990
Antologi Hari Puisi

Menu

Skip to content
  • Beranda
    • Esai
    • Buku
    • Puisi
    • Penyair
    • Wawancara
  • Antologi Tumbuh
  • Situs Bagus
  • Daftar (sementara) Penyair

Tia Setiadi

Puisi: Benih – Tia Setiadi (l. 1980)

Posted on 20 Maret 201820 Maret 2018 by Editor

Tia Setiadi (l. 1980) Benih (Di Hadapan Lukisan-Lukisan KH. M.Fuad Riyadi) /1/ Untuk naik           Kau harus turun Sebab inti langit bukan di langit Inti bukit bukan di bukit Birunya […]

Posted in Puisi Tagged Puisi, Tia Setiadi Leave a comment

Puisi: Sajak untuk Sajak – Tia Setiadi (l. 1980)

Posted on 20 Maret 2018 by Editor

Tia Setiadi (l. 1980) Sajak untuk Sajak Karena Arjuna bisa memanah dalam gelap maka penyair tua itu pun mencoba menulis sajak dalam gelap Ratusan jagat raya dan galaksi datang dan […]

Posted in Puisi Tagged Puisi, Tia Setiadi Leave a comment

Puisi: Cermin, Sungai, Puisi – Tia Setiadi

Posted on 9 Februari 2017 by Editor

Tia Setiadi untuk Jorge Luis Borges /I/ Bagaimana bila satu petang kau bercermin Dan kau pandang di sana bukan wajahmu? Melainkan riak senja yang mengalir, Arus awan di langit, dan […]

Posted in Puisi Tagged Puisi, Tia Setiadi Leave a comment

Puisi: Si Pengunjung Fana – Tia Setiadi

Posted on 23 Januari 201723 Januari 2017 by Editor

Tia Setiadi : Iman Budhi Santosa /1/ Selalu kau bandingkan gang-gang sempit di Malioboro Dengan centang perenang rute nasib di galur-galur telapak tanganmu Engkaulah burung yang berakhir Jauh dari rindang […]

Posted in Puisi Tagged Puisi, Tia Setiadi Leave a comment

Kategori

  • Agenda (14)
  • Anekdot (10)
  • Apresiasi (1)
  • Buku (10)
  • Dari Kami (6)
  • Esai (129)
  • Lokomoteks (2)
  • Majas (2)
  • Penyair (13)
  • Puisi (1.972)
  • Puitika (3)
  • Wawancara (2)

Arsip

RSS Antologi Hari Puisi

  • Puisi: Candi – Warih Wisatsana (l. 1965)
  • Puisi: Mitomania – Warih Wisatsana (l. 1965)
  • Puisi: Setengah Sendok Makan – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Indeks Penyambung Lidah – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Pudak – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Kota Kematian – Rizki Amir (l. 1995)

Tag

Abdul Hadi WM Acep Zamzam Noor Afrizal Malna Agam Wispi Agenda Amir Hamzah Anekdot Aslan Abidin Asrul Sani Avianti Armand Ayatrohaedi Badruddin Emce bukhari aljauhari Chairil Anwar Dami N. Toda Doddi Ahmad Fauji D Zawawi Imron Esai Frans Nadjira Goenawan Mohamad Hasan Aspahani Hasif Amini HPI2017 HR. Bandaharo J.E. Tatengkeng Korrie Layun Rampan Mh. Rustandi Kartakusuma Muhammad Yamin Nina Minareli Penyair Puisi Putu Vivi Lestari Rendra Rida K. Liamsi Rivai Apin Saini KM Sapardi Djoko Damono Sitok Srengenge Subagio Sastrowardoyo Sutardji Calzoum Bachri Taufiq Ismail Tjak S. Parlan Toeti Heraty Trisno Sumardjo Wiji Thukul

Hari Puisi | Antologi Puisi Indonesia

Lahir seorang besar dan tenggelam beratus ribu. Keduanya harus dicatet, keduanya dapat tempat - "Catetan Th. 1946" - Chairil Anwar

Tulisan Terbaru

  • Puisi: Candi – Warih Wisatsana (l. 1965)
  • Puisi: Mitomania – Warih Wisatsana (l. 1965)
  • Puisi: Setengah Sendok Makan – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Indeks Penyambung Lidah – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Pudak – Rizki Amir (l. 1995)

Kontak Kerjasama

jurubaca@gmail.com (Email) 081218114482 (WA)

Kategori

  • Agenda (14)
  • Anekdot (10)
  • Apresiasi (1)
  • Buku (10)
  • Dari Kami (6)
  • Esai (129)
  • Lokomoteks (2)
  • Majas (2)
  • Penyair (13)
  • Puisi (1.972)
  • Puitika (3)
  • Wawancara (2)

Telusuri Isi

Arsip

Antologi Tumbuh

Situs ini berupaya memuat puisi Indonesia dari titik awal sejauh yang bisa kami telusuri, hingga ke titik paling mutakhir di mana kami yakin puisi tersebut telah atau akan meninggalkan jejak yang  mewakili perkembangan dan pencapaian serta memberi sumbangan yang memperkaya cara ucap dan tema dalam puisi kita.

Sejak 2016 | Dikelola oleh Hasan Aspahani