Puisi: Dalam Perjalanan – Dwiarti Mardjono (l. 1935)

Dwiarti Mardjono (l. 1935)
Dalam Perjalanan

suram bumi di dukungan
rintih-rintih semakin menindas hati
terbaring badan sendiri
diselimuti kenangan pagi-paginya teramat cerah

hari demi hari dikenali dunia yang asing
satu kehidupan ditimang kesah dan kesakitan
wajah-wajah tergolek
menyimpan ketakutan dan keputusan

semuanya menunggu
kapan pun suara menembus dinding kamar
menyentuh putih kelambu tertutup
dan mengusapnya mesra:
kesabaran adalah kebesaran

pejamkan kembali mata sayang
susut keresahan dan putus asa
tetes-tetes darah akan kering sendirinya

dan senantiasa akan berulang bisik itu
di senandung kudus pengantar malam
tetes-tetes darah akan kering sendirinya
kerna oleh tangan-Nya
segala tumbuh dan luluh
relakan airmata hari-hari ini.

                                                   Surabaya, 1962

Sumber: Sastra, No. 6, Th. II, 1962, lewat Tonggak 2 (Gramedia, 1987)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.