Puisi: Desember dalam Semangkuk Bulgogi – Tengsoe Tjahjono (l. 1958)

Tengsoe Tjahjono (l. 1958)
Desember dalam Semangkuk Bulgogi

kupesan bulgogi. salju mengapur jendela. hari kemarin
mendidih di antara serpihan daging dan sayur mayur. tapak
jejak mengabur, terbuka untuk dibaca. monitor 1000 inci
diserbu perca-perca peristiwa, tautan-tautan yang mesti
dirunut muaranya

kuah pedas, menipiskan air mata. hanya bibir sedikit
terbakar, tanpa kata. lalu desember pelan mengelupas
seperti kulit bawang.
sebelum dirajang di meja dapur. mengurai kenangan asin-
masam

musim-musim menyisakan suhu di tubuh dan taman.
bunga-daun-ranting saling menyusul berebut pijar matahari
dan kecipak sungai.
masing-masing suapan terasa seperti kata-kata dalam kitab
suci. datanglah padaku yang letih-lesu. pada salju sepatu
pun belajar perkasa dan berlari

desember selalu ditunggu dan ditinggalkan lalu. pesta
yang menyisakan piring dan gelas. meja dengan tumpahan
weski dan remah roti. di bawah guguran salju mata siapa
terpejam. melupakan bulgogi yang perlahan mendingin

desember menjadi bubur. sesampai di mulut, lidahmu terasa
asing.

Seoul, 31 Desember 2014

Sumber: Meditasi Kimchi, Kitab Puisi tentang Korea (Pelangi Sastra Malang, Kafe Pustaka Malang dan Universitas Negeri Malang; 2016)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *