Cyprian Bitin Berek
Di Seberang Efrat 2
– Terah
“Ada sungai demi sungai
diseberangi mesti,” ujar malaikat
seusai mati ayahnya.
Memang sempat terhenti
ziarah itu. Di utara
si ayah malah membangun kota:
Hidup bukan semata resah
kembara tujuan tiada.
Tapi, sebenarnya, kota
tanda koma belaka dari
kalimat panjang berliku
panggilan ilahi
belum dia tahu
lekuk-likunya.
“Ketaatan tak lain dari
belajar menahan pedih;
merendam luka di masam jeruk.
Seperti didengar suara seseorang.
Atau mungkin gumamnya sendiri.
Dia tak pasti.
“Ayah, di makammu
di Haran
– kota kau dirikan –
kusemayamkan kasih ketaatanku
usai persinggahanmu
berlarut-larut.”
Sumber: Pertarungan di Pniel (Perkumpulan Komunitas Sastra Dusun Flobamora, Lombok, 2019)