Lamuh Syamsuar (l. 1987)
Durian dan Manggis
barangkali. kita adalah
sepasang buah yang tengah ranum
pada pokok yang berbeda
aku durian. siapa tak kenal harum dagingku
aku gemar meninggalkan ujung-ujung duri diriku
memanjat ke salah satu pohon pembaca di kotamu
segera penciuamanmu mengenali aku
sekali lago. aku gampang mencuri selera darimu
dan meruntuhkannya dari dahan jantungmu
sayangnya engkau menangis
meski telah manis
kau tahan tak menangis
kau cukup setia menunggu pencicip
di balik selimut daging merah tua itu
kau perempuan tabah yang tahan
menyekam bara tanpa bicara
barangkali kita sama-sama tengah ranum
bedanya. aku kerap gundah
saat biji mataku selalu menangkap raut tentang seratmu
seolah buah bibirku di depanmu bagai desis ular tak berbisa
Lombok, 29 September 2015
Sumber: Mata Damar (Bening Pustaka, 2019)