Adimas Immanuel (l. 1991)
Imago Mundi
Hanya biru laut. Hanya laut.
Siang malam kita teropong.
Hanya biru laut, hanya lembar tabut.
Bayang wajah yang terpotong.
Tiada bayang emas dan sutra.
Hanya hijau pesona selalu
berdenyut di kelopak mata.
Tapi aku tak cari pantai,
hidup sudah cukup landai.
Aku hanya menantang
Tuhan yang semayam
dalam gejolak gelombang
: cinta adalah firman yang
berangkat dari kutukan!
Hanya laut, kelebat kalut.
Kau masih tak tertempuh.
tak mungkin turunkan sauh.
Letih penjelajahan ini
akan berakhir di mana,
Jika tak tertambat
di tanjung nyawamu?
Hanya wajahmu, rupa waktu.
yang jika sirna dari makna,
yang jika susut dari maksud,
tetap ada di mana-mana.
2014
Sumber: Koran Tempo, 30 November 2014