Puisi: Legian – Warih Wisatsana (l. 1965)

Warih Wisatsana (l. 1965)
Legian

Di Legian
           tak ada yang menyadari
semua pohon ingin tumbuh rindang

Hanya bar tak bernama di tikungan
merelakan bunga kecil merambat liar
menembus retak dinding
melampaui kisi jendela
melilit erat sebatang t           iang pancang
lalu melambai pada bulan semalaman
pada orang lalu lalang di jalanan

Setengah limbung terhuyung, entah dari mana
seseorang sekenanya bertanya
           dari manakah asal tumbuhan ini
akarnya tak mati mati
tersiram tumpahan bir dan wiski

Seseorang yang lain memotret berulang
takjub memandang
           bunga sekuntum murung meremang
tersentuh pendar cahaya dari seberang

Tak ada yang memahami
tanah tempat dirinya dulu tumbuh
kini menjelma gedung menjelma jalan
manusia segala bangsa bersimpang bersisian

Hanya semut semut yang terbangun kepagian
berduyun beriringan menyusuri tepian
henti sejenak di tikungan memberi salam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *