Puisi: Lelaki yang Membaringkan Rindunya di Aspal Basah – Khrisna Pabichara

Khrisna Pabichara

Di aspal basah, lelaki itu membaringkan rindunya.
Kau kenal lelaki itu. Kenal baik. Dulu, dulu sekali,
di hadapanmu ia racah harapan-harapan yang baik.

“Dadaku sudah bersih dari kamu dan masalalu,”
gerutu lelaki itu. Tetapi, hujan terlalu sering tiba
mengembalikan kamu ke dalam kelam dadanya.

Lelaki yang membaringkan rindunya di aspal
yang basah itu sedang menunggu ditekuk hujan,
dan kamu – racahan harapan-harapan baik itu.

Hanya saja, kamu – sebagaimana orang-orang
yang meninggalkan – lupa jalan kembali, dan
hujan di atas aspal basah tak kunjung pergi.

“Dadaku selalu tegar menampung masalalu,”
raung lelaki itu lagi, “juga kamu yang tekun
menumpang di kesuburan ketabahannya.”

Bila sudah seperti itu, rindu segera menggeliat
bangkit, melompat ke dada lelaki itu, merebak
dan merabukkan sisa-sisa mantra ketabahan.

Kamu kenal lelaki itu. Kenal baik. Dulu sekali,
di hadapanmu, ia racah harapan-harapan baik
yang-pernah maupun yang-akan-kau-janjikan.

November 2013

Sumber: Pohon Duka Tumbuh di Matamu, Sehimpun Sajak Rindu (Indie Book Corner, Yogyakarta, 2014)

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.