Puisi: Dari Mampang – Suhendi Pusap

Suhendi Pusap
Dari Mampang

Dari Mampang kau bisa menyaksikan hidup sebagai
perlintasan. Orang-orang bergerak ke pusat kota.
yang masih jauh di utara, tergesa ke asalnya yang
jauh di selatan, dan tersendat di setiap perempatan-
perempatannya. Orang datang, berurusan sebentar, lalu
hilang di persimpangan.

Misalnya tadi malam seorang kawan mengirim surat
perpisahan yang panjang sekali dan namamu disebut
sebagai lahan persinggahan. Ketika berjalan di gang-
gang Mampang yang sempit aku jadi memikirkan kata
apa yang paling tepat untuk perpisahan. Selamat tinggal
atau selamat jalan, seakan mereka akan tinggal dan
meninggal di jalan. Di hari Minggu kau akan mendengar
pengajian dari pengeras suara masjid, kadang lebih
berisik dari sepeda motor, kadang bangun lebih pagi dari
tukang sayur di pasar Mampang. Aku jadi menginginkan
perpisahan tanpa kegaduhan. Aku akan melintas di pagi
hari dan kembali di malam hari dalam sepi. Kehadiran
sekaligus ketiadaanku hanya disadari ketika di kantor
mereka memanggil namaku tapi tak ada jawaban.

Pada saat itu akuakan sudah jauh melintas ke selatan.

Sumber: Kota Kata-kata (JBS, Yogyakarta, 2017)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.