Isbedy Stiawan ZS (l. 1958)
Menggali Bahasa
menggali bahasa purba. tapi yang kudengar
cuma kawat-kawat, berjuta antena parabola
tertanam di benakku. aku bercakap-cakap dengan paris,
australia, bon, berlin, amerika.
telah kusaksikan ketelanjangan dunia: perempuan-
perempuan yang tersenyum di depan kamera
menawarkan peradaban tubuh!
aku tak paham. ingin kubahasakan dengan apa lagi
segala peradaban? telah kukirim berbagai
bahasa ke login-loginmu, tapi parabola
menggantinya dengan perempuan dan darah
hingga anak-anakku kini bisa tersenyum
saat menyaksikan sebilah clurit di leher
perempian sambil memerkosanya
peradaban macam apa ini? parabola terus saja
dipancangkan di benakku: aku pun membaca london,
denhag, bosnia, rusia
lalu di tempat mana kerinduanku untuk
bersujud dan bertasbih dilabuhkan?
aku telah disesaki percakapan. berjuta parabola
yang digantungkan di benakku makin menyileti
lidahku. aku berkata-kata dengan bahasa london,
paris, amerika, australia, ataupun rusia
aku masih jauh meninggalkan bahasa ibu
kelahiran yang ditebus dengan darah dan cinta
1995
Sumber: Angkatan 2000 dalam Sastra Indonesia; Korrie Layun Rampan (ed), (Grasindo, Jakarta, 2000)