Sandy Tyas
Nyonya Küger
sungai mains yang panjang
memisahkan dua jalanan
di depan mata, rumah-rumah tua, gereja lama
pohonan gundul, motor boat
jembatan besi
dan orang-orang mandi matahari
sebuah bangku kayu bercat hijau
di mana kami duduk
bersama wanita keriput
ialah nyonya küger
adalah sebuah komposisi
frankfurt baru saja membuka cahaya
dengan mataharinya yang lunak
sungai mains pun ombak-ombaknya bergerak
sambil makan buah apel
sebuah pertanyaan: apakah anda sendiri?
ya! jawab saya. saya sendiri di dunia ini!
suamiku mati dalam perang
persis laksana pelor polandia
dikembalikan dari larasnya
lepas dan tak pernah kembali
polandia terus menyerbu
dan terusirlah aku ke sini:
frankfurt.
bagaimana nasib anda sekarang?
ya! negara memberikan sokongan 150 mark
sebulan
untuk nyawa suamiku tercinta
tapi rumahku bagus
ada listrik, kamar mandi, tempat tidur
bagaimana pun alangkah sepinya
sendiri di dunia ini
anak laki-laki kebanggaanku
tingginya dua meter
persis ayahnya
namun tak pernah di sisi saya
ia pastur
mungkin sekarang di pakistan
barangkali di indonesia
atau amerika
atau mungkin juga di deutchland
saya tak mengerti
nyonya küger kemudian
membukakan kenangan lama
foto-foto almarhum suaminya
anak kebanggaannya
dan küger remaja
nyonya küger
sukakah foto bersama kami?
oh! maaf!
rambutku sangat buruk
bertudung setangan kertas
dan pakaianku tak pantas
pucuk bangunan gereja
tersembul diantara rumah-rumah kuno
di depannya kami berdiri
lewat lensa
satu kenangan tersimpan
terika kasih nyonya küger!
Auf wiedersehen!
tangan putih berotot
melambai gemetar
dari mulut yang keriput
suarapun gemetar
auf wiedersehen!
(perpisahan ini terasa menghancurkannya)
saarbrüken, 1968
Sumber: Horison, No. 1; Tahun IV, Januari 1969.