Sungging Raga (l. 1987)
Parfum
kita adalah sengketa di malam kloroform
saat parfummu membunyikan kesedihan
dari pintu-pintu hujan
dan surat-suratmu yang berlarian
sebelum tiba di wesel pertama
adalah kerinduan, yang tetanus
saat kau terlindungi dari langit humus
dan kita menerka di mana
akhir dari sebuah perasaan
mungkin di tebing itu, yang tak terpantulkan
mungkin di rahim itu, yang tak terkuburkan
mungkin pula, hanya di musim gugur
ketika debu membentang dan setiap wajah
menjadi tua, menjadi lilin, menjadi luka
di malam kloroform, hanya aromamu
yang masih tersisa,
yang tak kuketahui
di mana arah terminusnya.
Sumber: Lampung Post, Minggu, 7 April 2013