Sabiq Carebesth (l. 1985)
Penyair dan Kudanya
Terdengar seperti suara genderang
Siapa akan berperang dengan kesunyian?
Aku melihat seekor kuda
Melompat dari dalam segelas kopi
Kuda dengan mata tampak beku
Sungguh jauh perjalanannya..
Apakah ada ksatria memanggilnya?
Hendak menyusuri kota
Menantang kebekuan
Atau mencari cinta
yang entah milik siapa
Seorang gadis berdiri dari duduknya
Di deretan kursi di kedai kopi
Aku tak menyangka—
Ia bercermin pada mata kuda
Lalu pergi menuntunnya
Barangkali ia mencari cintanya
Seorang kstaria yang telah menjelma
Menjadi pelana kuda
Tapi ia hendak ke mana?
O, dia ke arahku
Matanya menembus kalbuku
Kuhirup nafas penghabisan;
“Aku mencarimu penyairku
Pulanglah bersamaku
Tempat kau dimuliakan
Sebagai penunggang kuda
Yang bebas kelana..
Tinggalkan dunia di mana
Kuda-kuda memakan rumput
Dalam dunia kita, penyairku
Kuda-kuda memakan debu
Menenggak sisa badai
Kemudian berlari dalam kabut”.
Segelas kopiku tandas
Aku harus pulang
Menidurkan Puisi
Menjaganya dari mimpi buruk tentangku
Jakarta, 2016
Sumber: Galeri Buku Jakarta, 31 Mei 2016