Muhammad Ali Fakih (l. 1988)
Puisi, Selamat Tinggal, Aku Pergi
Puisi, selamat tinggal, aku pergi
Aku pergi meninggalkan
sepasang mata yang menatapmu
sebagai jurang
dari ketinggian
Aku pergi meninggalkan
rumah lampauku yang duka
bersama satu-dua pertengkaran
yang kau wariskan pada pikiranku
Suntuk rasanya aku hidup
di antara hantu-hantu sekarat:
mereka yang kau lahirkan ke dunia
hanya untuk takjub pada dirinya
Biarlah cinta dan kesunyian
–dua berhala sesembahan penyair ini–
kutinggalkan bersamamu
Aku tak kuat menanggung
rayuan dan kutukannya
Aku kini jenuh mencuplik
segala hal sebagai metafora
dan memanggil renungan
yang menolak hidup
Aku kini benci kepadamu
yang menuliskanku
di atas sungai Heraklitus
dan di aliran darah
bangsa dunia ketiga
Sekarang aku pergi mengembara
mencari masa kecilku
yang kau sembunyikan
di antara hukum alam
Sekarang aku pergi
dan biarkan di tengah perjalananku
kau, puisi, mengunjungi musuhmu:
masa kecilku
Jogokaryan, 2015
Sumber: Basabasi.co, 21 Juli 2015