Leon Agusta (1938-2015)
dalam gugur waktu
terdengar beribu bintang turun ke taman-taman
tak berisik, sujud ke Bumi
bunga-bunga menyulam aromanya dengan warna-warni
dan,
ketika lagu syukur dikumandangkan
sulamannya sudah jadi sayap bagi rindu yang mekar
kepaknya jadi tari bagi dendam yang mati
mengantar jenazah kesumat sampai ke makamnya
“Ya, Tuhan!
kuciptakan Kau dari derita
sebelum aku selesai
pesanMu sudahs sampai menunjukkan kekeliruanku.”
1981
Sumber: Horison, No.10, Oktober 1982