• Mata Puisi
  • Vlog Juru Baca
  • Arsip Horison 1966 – 1990
Antologi Hari Puisi

Menu

Skip to content
  • Beranda
    • Esai
    • Buku
    • Puisi
    • Penyair
    • Wawancara
  • Antologi Tumbuh
  • Situs Bagus
  • Daftar (sementara) Penyair

Leon Agusta

Puisi: Surat Buat Lisa, Istriku – Leon Agusta

Posted on 21 Juli 2017 by Editor

Leon Agusta I. Lisa. Bukan semata nasib yang memisah Tapi adalah keliaranku juga Yang selalu gelisah di seantero gelapnya jawaban Sedang kau begitu jinak Kelelahan dan kehinaan hidupku Kau rangkul […]

Posted in Puisi Tagged Leon Agusta, Puisi Leave a comment

Puisi: Mengembara – Leon Agusta

Posted on 21 Juli 2017 by Editor

Leon Agusta Dengan mesra kusandang dosa itu Sebab sudah diamanatkan bagiku: mengembara Bagi pribadiku, yang berjalan jauh Hingga telah lama kami berpisah Nafas damai dan tidur yang nikmat Setelah duka […]

Posted in Puisi Tagged Leon Agusta, Puisi Leave a comment

Puisi: Sajak (2) – Leon Agusta (1938-2015)

Posted on 18 April 2017 by Editor

Leon Agusta (1938-2015) dalam gugur waktu terdengar beribu bintang turun ke taman-taman tak berisik, sujud ke Bumi bunga-bunga menyulam aromanya dengan warna-warni dan, ketika lagu syukur dikumandangkan sulamannya sudah jadi […]

Posted in Puisi Tagged Leon Agusta, Puisi Leave a comment

Puisi: Dari Suatu Masa – Leon Agusta (1938-2015)

Posted on 18 Januari 2017 by Editor

Leon Agusta (1938-2015) “Mungkin, masih ada yang tersisa dari prahara selain kitab suci dan puisi,” katamu, sembari bergegas pergi Aku tak begitu sadar, apa pernah mengucapkannya Gerangan berapa kali atau […]

Posted in Puisi Tagged Leon Agusta, Puisi Leave a comment

Puisi: Ketika Langit dan Bumi Tak Lagi Terbayangkan – Leon Agusta (1938-2015)

Posted on 18 Januari 201718 Januari 2017 by Editor

Leon Agusta (1938-2015) Apakah aku terlihat siang atau kabut atau debu-debu Tak tahulah. Sungguh tak lagi terbayangkan Tapi barangkali ketika itu di suatu senja yang asing Aku pernah punya wajah […]

Posted in Puisi Tagged Leon Agusta, Puisi Leave a comment

Kategori

  • Agenda (14)
  • Anekdot (10)
  • Apresiasi (1)
  • Buku (10)
  • Dari Kami (6)
  • Esai (129)
  • Lokomoteks (2)
  • Majas (2)
  • Penyair (13)
  • Puisi (1.972)
  • Puitika (3)
  • Wawancara (2)

Arsip

RSS Antologi Hari Puisi

  • Puisi: Candi – Warih Wisatsana (l. 1965)
  • Puisi: Mitomania – Warih Wisatsana (l. 1965)
  • Puisi: Setengah Sendok Makan – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Indeks Penyambung Lidah – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Pudak – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Kota Kematian – Rizki Amir (l. 1995)

Tag

Abdul Hadi WM Acep Zamzam Noor Afrizal Malna Agam Wispi Agenda Amir Hamzah Anekdot Aslan Abidin Asrul Sani Avianti Armand Ayatrohaedi Badruddin Emce bukhari aljauhari Chairil Anwar Dami N. Toda Doddi Ahmad Fauji D Zawawi Imron Esai Frans Nadjira Goenawan Mohamad Hasan Aspahani Hasif Amini HPI2017 HR. Bandaharo J.E. Tatengkeng Korrie Layun Rampan Mh. Rustandi Kartakusuma Muhammad Yamin Nina Minareli Penyair Puisi Putu Vivi Lestari Rendra Rida K. Liamsi Rivai Apin Saini KM Sapardi Djoko Damono Sitok Srengenge Subagio Sastrowardoyo Sutardji Calzoum Bachri Taufiq Ismail Tjak S. Parlan Toeti Heraty Trisno Sumardjo Wiji Thukul

Hari Puisi | Antologi Puisi Indonesia

Lahir seorang besar dan tenggelam beratus ribu. Keduanya harus dicatet, keduanya dapat tempat - "Catetan Th. 1946" - Chairil Anwar

Tulisan Terbaru

  • Puisi: Candi – Warih Wisatsana (l. 1965)
  • Puisi: Mitomania – Warih Wisatsana (l. 1965)
  • Puisi: Setengah Sendok Makan – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Indeks Penyambung Lidah – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Pudak – Rizki Amir (l. 1995)

Kontak Kerjasama

jurubaca@gmail.com (Email) 081218114482 (WA)

Kategori

  • Agenda (14)
  • Anekdot (10)
  • Apresiasi (1)
  • Buku (10)
  • Dari Kami (6)
  • Esai (129)
  • Lokomoteks (2)
  • Majas (2)
  • Penyair (13)
  • Puisi (1.972)
  • Puitika (3)
  • Wawancara (2)

Telusuri Isi

Arsip

Antologi Tumbuh

Situs ini berupaya memuat puisi Indonesia dari titik awal sejauh yang bisa kami telusuri, hingga ke titik paling mutakhir di mana kami yakin puisi tersebut telah atau akan meninggalkan jejak yang  mewakili perkembangan dan pencapaian serta memberi sumbangan yang memperkaya cara ucap dan tema dalam puisi kita.

Sejak 2016 | Dikelola oleh Hasan Aspahani