Puisi: Sajak-Sajak Spanduk – Achmad Rizani Asnawi (l. 1944)

Achmad Rizani Asnawi (l. 1944)
Sajak-Sajak Spanduk

I
sudah waktunya
belajar sejarah dari spanduk-spanduk yang tergantung di udara
belajar sopan-santun pada mulut spanduk
yang fasih mengulang kata
yang menyorot pada kilat pertama di ekor mata

II
andai kata spanduk itu
dikumpulkan jadi sebuah buku
lengkaplah sudah, uraian yang sangat sempurna
satu bab, satu bagian, satu fasal
pengantar, latar belakang, tujuan, uraian dan kesimpulan.
lal ditutup dengan: cum laude

III
anak-anak sekolah dasar dan para buta aksara
sebenarnya sangat mudah belajar membaca
pada semua huruf besar yang lantang itu

IV
anak-anak sekolah menengah
harus memperbaiki bahasanya yang rusak
pada kalimat-kalimat yang sempurna itu

V
para mahasiswa
harus belajar politik praktis
dari adagium sepanjang jalan itu

VI
calon ilmiawan
harus rajin membuat analisa
teori-teori gantungan angin itu

VII
calon agitator
harus belajar bicara
dengan hafalan semangat semboyan itu

VIII
para seniman
harus membaca kritik seni
dengan hafalan semangat semboyan itu

IX
para wanita
harus belajar bersolek
secantik warna-warna meriah itu

X
para pedagang
harus belajar menarik untung
dari ruang pojok sponsor itu

XI
ruang yang kumal
kaleng-kaleng
dan kwas
berdiam bisu

terus saja
huruf-huruf spanduk
berucap lebih besar
dari kuap mulut
yang melahirkannya.

1980

Sumber: Bayang-bayang (Terbitan ketigapuluh Puisi Indonesia, Jakarta, 1980)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *