Puisi: Septuaginta – Adimas Immanuel (l. 1991)

Adimas Immanuel (l. 1991)
Septuaginta

Seekor tikus hitam
menggondol sebuah kata
yang jatuh di lantai pesta.
Ia seret sekerat kemudian
dan dibawa ke sarangnya.
Ia telah lunaskan
yang tak terjemahkan.

Sebab seisi meja makan
telah penuh anggur dan mur.
Sebab kealpaan tinggal kealpaan
dan lekuk tubuh perempuan
tak lagi memikat para pemazmur.

Ia bawa serta ingatan
dan cara berbahasa kita.
Ia bangun sarangnya
di pojok gelap Sorga
yang tak tersentuh
lalu-lalang doa-doa.

2014

 

Sumber: Koran Tempo, 30 November 2014

 

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.