Gouw Peng Liang
Angkau mempunyai duwa buwah mata;
Tetapi mulutmu melainkan sabuwa;
Agaqnya itu diberi nyata:
Lebih berdiyam dari melihat samuwa.
Angkau mempunya telingan duwa,
Tetapi sabuwah mulut akan bicara;
Itupun sebagai dinyatakan juwa,
Kambang menengar, sadikit besuwara.
Tanganmu adalah duwa bahu,
Tetapi mulutmu sebuwah sahaja;
Itulah hendaq diberi tahu,
Sadikit makan dan kambang bekerja
Sumber: Meneer Perlente – Antologi Puisi Periode Awal (Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional, 2009), dari puisi yang terbit di Sahabbat Baik, No. 4, 1891.