Djamil Suherman (1924-1985)
Sorga Miskin
kini tak kuharap lagi pujimu, sayang
bila sebuah sajak menyebabkan
orang ditembak
beribu panji di mercu
kita ciptakan sorga bagimu
kemerdekaan dan kasih sayang
jangan takut akulah pembelamu
bedil di tangan teracung racun
menuang dada
betapa manis mulut o mulut
betapa getir hati o hati
mengorak dahak
lumpuh sendiku
sorga terapung tanpa kaki
meleler dalam lumpur
ah beribu tengan terulur
terpancang tiang gantungan
laras bedilmu tertodong ke dadaku
kini aku tak bicara lagi padamu, sayang
kemerdekaan lama hilang di tanganku
Sumber: Horison, November 1969.