Pinto Anugrah
I/
jika digantung aku tinggi
jika dibuang aku jauh
oho, siapa yang menguping, di palang pintu
sembunyi ia di depanmu. Jangkau dengan tanganmu
biar sampai atasnya
sepejangkauanmu, tak lagi biarkan
ia lari. Seperti yang kautangguk pada yang terserak
yang mana kaubincangkan, hanya bisik-bisik. Jika kata
berulang, maka kauulangi aku sebagai yang hendak
mati, agar aku terus ada.
II/
duduk seorang hendaklah bersempit-sempit
duduk semua hendaklah berlapang-lapang
dan siapa yang hendak kautenggang, rasanya
kita tak pernah satu ruang. Percakapan yang sudah
jadi anyir liur, seperti bibirmu. Yang juga kubuat
kisahnya, dalam serat yang menyaring.
Jika kautulis aku sebagai yang hadir, alangkah
tamaknya jika kuucap kau datang pada yang terlambat.
Kami, di sini, telah berucap berliur-liur
tak hendak kujilat lagi apa yang telah terserak.
Bendang, 0802 – 03