Puisi: Tersesat – Agit Yogi Subandi

Agit Yogi Subandi

siapa yang telah tersesat di dalam tubuhku
membawa arloji tanpa angka-angka, hanya sebuah garis.
garis yang menyekap angka yang juga tersesat di dalamnya.
angka yang sulit menemukan dirinya sebagai penunjuk waktu.

mengapa tubuhku yang kau beri kegelisahan.
kegelisahan yang berpusar dengan ritme yang tak sederhana.
dirimu, adalah sesuatu yang muskil untuk kudekap
namun tubuhku, adalah tempat yang mudah untuk melesap.

matahari yang lain turut meringkuk di dalamnya: berpendar, silau
dan pelan-pelan menyembul dari balik dadaku: kau
menyemburkan kehangatan yang sentosa bagi tanah lembab.
namun kau terlalu lama tersesat: segalanya menjadi begitu kering.

pun lubuk jantungku memendam sepi yang begitu sering.

Bandarlampung, 2010

Sumber: Sebait Pantun Bujang (Dewan Kesenian Lampung, 2010)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *