Puisi: Di Tukang Cukur – Tjak S. Parlan

Tjak S. Parlan
Di Tukang Cukur

Sebuah cermin telah menangkapnya
dan membawanya ke tukang cukur.

Di tukang cukur, laki-laki itu
menatapnya — laki-laki berambut sebahu
yang matanya mabuk candu— mencoba
mempengaruhinya.

Tapi hatinya telah tabah, tak akan gegabah
mengenang harum tipis sampo pada rambut
kekasihnya yang masih basah. Tak akan hanyut
pada cinta sebahu yang kerap menyembunyikan rindu
yang merinding di tengkuknya. Tak akan turut
mengutuki dingin yang meluap dari kamar mandi.

Tapi bercukur, kau tahu, terkadang tak harus menjadi
perihal yang sederhana. Di tempat-tempat lain,
dalam perasaan-perasaan yang lain, (ia) bisa saja
menciptakan potongan-potongan kehilangan.

Tapi ia tak ingin kehilangan apa-apa. Ia telah tertawan.
Dan sepotong cerminlah yang akan
menyelamatkannya.

(Pagesangan, 25 Maret 2017)

Sumber: Kedaulatan Rakyat” Minggu 2 April 2017

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *