Ramoun Apta
Upaya Menulis Sajak Cinta
Pada sajak pertama, ingin ia menulis cinta
Dengan segala maksud dan tujuannya.
Sebab bila ingin akhir yang bahagia ia percaya
Di awal jumpa cinta mesti tergambar sejelas-jelasnya.
Namun ketika narasi itu hampir tercipta,
Ia tiba-tiba gamang untuk percaya.
Sebab cinta yang kemudian terjelaskan ternyata
Memuat si sakit peristiwa.
Pada sajak kedua, ingin ia menulis cinta
Dan hanya mengisinya dengan hasrat kata sifat.
Sebab ia percaya kata yang berasal dari dada
Akan membuat cinta semanis gula basah.
Namun ketika air itu mengkristal bagai kaca
Entah kepana hatinya kerap tiba-tiba
Bagai diserang beling-beling tajam.
Setelah ia buka hatinya tahulah ia
Kristal itu ternyata acap meminta cinta
Dengan cara melukainya
Pada sajak ketiga, ingin ia menulis cinta
Ke dalam bentuk kata kerja.
Sebab rasa yang tak pernah ada
Pada mata katanya perlahan akan tercipta.
Pada mulanya ia percaya muatan kata ini kelak
Membuat cinta gumpal umpama batu jiwa.
Sebab sebagaimana sajak, segala yang merambah
Proses panjang akan menjatuhkan matangnya buah.
Namun ketika cinta mulai menampakkan wujudnya
Ia tiba-tiba bagai menjuluk buah rebah.
Sebab cinta yang terus bekerja ternyata
Gelagatnya bagai si penyair yang terkena
Sakit skizofrenia
Dan pada sajak selanjutnya
Ingin ia mengibaratkan cinta sebagai kata benda.
Hanya saja, lagi-lagi ia kembali bercuriga
Sebab makna yang kemudian tercipta
Terbatas hanya pada kata itu saja.
Di ujung pencariannya,
Ia lalu menulis sajak tentang duka lara.
Karena cinta kini baginya
Hanya di masing-masing
Benak pembaca
Sumber: Koran Tempo, Sabtu 10 Oktober 2015