• Mata Puisi
  • Vlog Juru Baca
  • Arsip Horison 1966 – 1990
Antologi Hari Puisi

Menu

Skip to content
  • Beranda
    • Esai
    • Buku
    • Puisi
    • Penyair
    • Wawancara
  • Antologi Tumbuh
  • Situs Bagus
  • Daftar (sementara) Penyair

andi gunawan

Puisi: Aku Tak Pergi ke Taman Kanak-kanak – Andi Gunawan

Posted on 9 November 2017 by Editor

Andi Gunawan Sebelum bertetangga dekat dengan takut, aku berjalan tak peduli alas ke mana saja ke tempat-tempat yang disebut bahaya bagi sebaya; main petak umpet melawan perut Sebelum tahu usia […]

Posted in Puisi Tagged andi gunawan, Puisi Leave a comment

Puisi: Setengah Lusin Sajak yang Lebih Pendek Dibanding Ingatanmu tentang Aku – Andi Gunawan

Posted on 9 November 20179 November 2017 by Editor

Andi Gunawan   1 Selain matahari, ada yang menyala pagi ini: korek api dan sebatang sepi. 2 Kaulah embun itu jatuh pasrah di tandus dadaku – basah sebentar saja 3 […]

Posted in Puisi Tagged andi gunawan, Puisi Leave a comment

Puisi: Pancaroba – Andi Gunawan

Posted on 9 November 2017 by Editor

Andi Gunawan 1 Kenangan, seperti halnya tembakau kemasan, nikmat yang perlahan melukai. Ia juga tamu yang bisa kapan saja mengetuk pintu – membukanya atau berpura-pura tidur sepenuhnya milik penghuni rumah […]

Posted in Puisi Tagged andi gunawan, Puisi Leave a comment

Puisi: Dua Stoples Kenangan – Andi Gunawan

Posted on 9 November 2017 by Editor

Andi Gunawan Senin yang dingin membuatku malas mencuci muka. Sebuah ingatan terpaksa tinggal lebih lama. Ingatan tentang Senin yang luka oleh aku yang muda dan terburu-buru. Tidak lama kau menjadi […]

Posted in Puisi Tagged andi gunawan, Puisi Leave a comment

Puisi: Tiga Sebab – Andi Gunawan

Posted on 9 November 20179 November 2017 by Editor

Andi Gunawan Tiga stasiun lagi dan aku tak akan sampai ke mana-mana sebab kepalamu menggeleng lebih cepat dibanding laju kereta sebab ada yang luput pada setiap lambaian tangan cara-cara merelakan […]

Posted in Puisi Tagged andi gunawan, Puisi Leave a comment

Kategori

  • Agenda (14)
  • Anekdot (10)
  • Apresiasi (1)
  • Buku (10)
  • Dari Kami (6)
  • Esai (129)
  • Lokomoteks (2)
  • Majas (2)
  • Penyair (13)
  • Puisi (1.972)
  • Puitika (3)
  • Wawancara (2)

Arsip

RSS Antologi Hari Puisi

  • Puisi: Candi – Warih Wisatsana (l. 1965)
  • Puisi: Mitomania – Warih Wisatsana (l. 1965)
  • Puisi: Setengah Sendok Makan – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Indeks Penyambung Lidah – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Pudak – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Kota Kematian – Rizki Amir (l. 1995)

Tag

Abdul Hadi WM Acep Zamzam Noor Afrizal Malna Agam Wispi Agenda Amir Hamzah Anekdot Aslan Abidin Asrul Sani Avianti Armand Ayatrohaedi Badruddin Emce bukhari aljauhari Chairil Anwar Dami N. Toda Doddi Ahmad Fauji D Zawawi Imron Esai Frans Nadjira Goenawan Mohamad Hasan Aspahani Hasif Amini HPI2017 HR. Bandaharo J.E. Tatengkeng Korrie Layun Rampan Mh. Rustandi Kartakusuma Muhammad Yamin Nina Minareli Penyair Puisi Putu Vivi Lestari Rendra Rida K. Liamsi Rivai Apin Saini KM Sapardi Djoko Damono Sitok Srengenge Subagio Sastrowardoyo Sutardji Calzoum Bachri Taufiq Ismail Tjak S. Parlan Toeti Heraty Trisno Sumardjo Wiji Thukul

Hari Puisi | Antologi Puisi Indonesia

Lahir seorang besar dan tenggelam beratus ribu. Keduanya harus dicatet, keduanya dapat tempat - "Catetan Th. 1946" - Chairil Anwar

Tulisan Terbaru

  • Puisi: Candi – Warih Wisatsana (l. 1965)
  • Puisi: Mitomania – Warih Wisatsana (l. 1965)
  • Puisi: Setengah Sendok Makan – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Indeks Penyambung Lidah – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Pudak – Rizki Amir (l. 1995)

Kontak Kerjasama

jurubaca@gmail.com (Email) 081218114482 (WA)

Kategori

  • Agenda (14)
  • Anekdot (10)
  • Apresiasi (1)
  • Buku (10)
  • Dari Kami (6)
  • Esai (129)
  • Lokomoteks (2)
  • Majas (2)
  • Penyair (13)
  • Puisi (1.972)
  • Puitika (3)
  • Wawancara (2)

Telusuri Isi

Arsip

Antologi Tumbuh

Situs ini berupaya memuat puisi Indonesia dari titik awal sejauh yang bisa kami telusuri, hingga ke titik paling mutakhir di mana kami yakin puisi tersebut telah atau akan meninggalkan jejak yang  mewakili perkembangan dan pencapaian serta memberi sumbangan yang memperkaya cara ucap dan tema dalam puisi kita.

Sejak 2016 | Dikelola oleh Hasan Aspahani