• Mata Puisi
  • Vlog Juru Baca
  • Arsip Horison 1966 – 1990
Antologi Hari Puisi

Menu

Skip to content
  • Beranda
    • Esai
    • Buku
    • Puisi
    • Penyair
    • Wawancara
  • Antologi Tumbuh
  • Situs Bagus
  • Daftar (sementara) Penyair

Dharmadi

Puisi: Sajak Dua Belas – Dharmadi (l. 1948)

Posted on 18 September 201818 September 2018 by Editor

Dharmadi (l. 1948) Sajak Dua Belasku (1) jejakku berkabut; mencari arah ke sebuah benua lain yang tak mengenal pengkhianatan (2) di sebuah rawa; terjerat akar bakau sebuah biduk seperti titik […]

Posted in Puisi Tagged Dharmadi, Puisi Leave a comment

Puisi: Akhirnya Kini Kita Tinggal Berdua – Dharmadi (l. 1948)

Posted on 1 Agustus 2018 by Editor

Dharmadi (l. 1948) Akhirnya Kini Kita Tinggal Berdua akhirnya kini kita tinggal berdua; anak-anak sepertinya baru kemarin menjadi bagian diri kita satu persatu pergi menyusuri jaman mencari nasibnya kita sendiri […]

Posted in Puisi Tagged Dharmadi, Puisi Leave a comment

Puisi: Aku Mencari Kata dalam Sajak Kehidupanku – Dharmadi (l. 1948)

Posted on 29 Juli 20181 Agustus 2018 by Editor

Dharmadi (l. 1948) Aku Mencari Kata dalam Sajak Kehidupanku apalagi yang bisa ditafsirkan dari beribu kata yang berhamburan dari busa mulut tanpa pekarasa apalagi yang bisa dimaknakan dari beribu kata […]

Posted in Puisi Tagged Dharmadi, Puisi Leave a comment

Puisi: Di Dalam Sepetak Kamar – Dharmadi (l. 1948)

Posted on 27 Juli 20181 Agustus 2018 by Editor

Dharmadi (l. 1948) Di Dalam Sepetak Kamar ia pun masih membiarkan daun jendela terbuka; malam makin merapat. memandang jauh hanya bayang pepohonan sesekali bergoyang di bawah sisa-sisa cahaya bulan luput […]

Posted in Puisi Tagged Dharmadi, Puisi Leave a comment

Kategori

  • Agenda (14)
  • Anekdot (10)
  • Apresiasi (1)
  • Buku (10)
  • Dari Kami (6)
  • Esai (129)
  • Lokomoteks (2)
  • Majas (2)
  • Penyair (13)
  • Puisi (1.972)
  • Puitika (3)
  • Wawancara (2)

Arsip

RSS Antologi Hari Puisi

  • Puisi: Candi – Warih Wisatsana (l. 1965)
  • Puisi: Mitomania – Warih Wisatsana (l. 1965)
  • Puisi: Setengah Sendok Makan – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Indeks Penyambung Lidah – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Pudak – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Kota Kematian – Rizki Amir (l. 1995)

Tag

Abdul Hadi WM Acep Zamzam Noor Afrizal Malna Agam Wispi Agenda Amir Hamzah Anekdot Aslan Abidin Asrul Sani Avianti Armand Ayatrohaedi Badruddin Emce bukhari aljauhari Chairil Anwar Dami N. Toda Doddi Ahmad Fauji D Zawawi Imron Esai Frans Nadjira Goenawan Mohamad Hasan Aspahani Hasif Amini HPI2017 HR. Bandaharo J.E. Tatengkeng Korrie Layun Rampan Mh. Rustandi Kartakusuma Muhammad Yamin Nina Minareli Penyair Puisi Putu Vivi Lestari Rendra Rida K. Liamsi Rivai Apin Saini KM Sapardi Djoko Damono Sitok Srengenge Subagio Sastrowardoyo Sutardji Calzoum Bachri Taufiq Ismail Tjak S. Parlan Toeti Heraty Trisno Sumardjo Wiji Thukul

Hari Puisi | Antologi Puisi Indonesia

Lahir seorang besar dan tenggelam beratus ribu. Keduanya harus dicatet, keduanya dapat tempat - "Catetan Th. 1946" - Chairil Anwar

Tulisan Terbaru

  • Puisi: Candi – Warih Wisatsana (l. 1965)
  • Puisi: Mitomania – Warih Wisatsana (l. 1965)
  • Puisi: Setengah Sendok Makan – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Indeks Penyambung Lidah – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Pudak – Rizki Amir (l. 1995)

Kontak Kerjasama

jurubaca@gmail.com (Email) 081218114482 (WA)

Kategori

  • Agenda (14)
  • Anekdot (10)
  • Apresiasi (1)
  • Buku (10)
  • Dari Kami (6)
  • Esai (129)
  • Lokomoteks (2)
  • Majas (2)
  • Penyair (13)
  • Puisi (1.972)
  • Puitika (3)
  • Wawancara (2)

Telusuri Isi

Arsip

Antologi Tumbuh

Situs ini berupaya memuat puisi Indonesia dari titik awal sejauh yang bisa kami telusuri, hingga ke titik paling mutakhir di mana kami yakin puisi tersebut telah atau akan meninggalkan jejak yang  mewakili perkembangan dan pencapaian serta memberi sumbangan yang memperkaya cara ucap dan tema dalam puisi kita.

Sejak 2016 | Dikelola oleh Hasan Aspahani