Dian Hardiana Masih mengingat untuk apa aku datang tanjakan curam akar-akar kiara di gigir jalan mengantarku ke ceruk lembah di sela gunung- gunung perawan Multatuli, Multatuli inikah yang membuatmu berpaling […]
dian hardiana
Puisi: Balada Sebuah Apel – Dian Hardiana
Dian Hardiana Dari sebuah pohon kekasihku lahir dan tumbuh wajahnya mungil dan licin merah basah-bulat dan padat di bibirmu kita berpagutan di mata mereka cemburu menyala-nyala “mengapa memagutnya di depan […]