• Mata Puisi
  • Vlog Juru Baca
  • Arsip Horison 1966 – 1990
Antologi Hari Puisi

Menu

Skip to content
  • Beranda
    • Esai
    • Buku
    • Puisi
    • Penyair
    • Wawancara
  • Antologi Tumbuh
  • Situs Bagus
  • Daftar (sementara) Penyair

Fridolin Ukur

Puisi: Lakon Tiga Babak – Fridolin Ukur (1930-2003)

Posted on 9 Mei 20219 Mei 2021 by Editor

Fridolin Ukur (1930-2003)Lakon Tiga Babak Malam pahit; sendiriKetakutan mencekik aku;Garang kutentang aku sendiriIngin lari dari ini cengkeramanMangsa di kejauhan hampa. Tersembunyi di panas tubuhKuhidupi dosa dengan napas sendiriBangun dan jagaDi […]

Posted in Puisi Tagged Fridolin Ukur, Puisi Leave a comment

Puisi: Maria – Fridolin Ukur (1930-2003)

Posted on 28 November 2017 by Editor

Fridolin Ukur (1930-2003) Maria 1 Maria Perawan tumpukan Bahgia Dara rumpahan Kurnia. Dalam ribamu engkau memangku Hidup Sekalu pernah engkau menggenggam Waktu! Pada dadamu Bayi menghisab hidup Dari bibimu Tuhan […]

Posted in Puisi Tagged Fridolin Ukur, Puisi Leave a comment

Puisi: Kelarutan – Fridolin Ukur (1930-2003)

Posted on 28 November 2017 by Editor

Fridolin Ukur (1930-2003) Kelarutan membisu pada diri penyair berkisah seorang iseng mati sepi langkah yang satu-satunya terseret masuki kelarutan malam antara kabut dan samar kelupaan: sejarak tapak duadua bayangan lintasi […]

Posted in Puisi Tagged Fridolin Ukur, Puisi Leave a comment

Puisi: Gadis Pencinta Puisi – Fridolin Ukur (1930-2003)

Posted on 28 November 2017 by Editor

Fridolin Ukur (1930-2003) Gadis Pencinta Puisi kulihat di kejauhan gadis manis menariria gita disuka senja tangannya menjangkau awan raihan erat memeluk dalam kesaktian permainan megapetang ia menari dan menari lupa […]

Posted in Puisi Tagged Fridolin Ukur, Puisi Leave a comment

Puisi: Produk – Fridolin Ukur (1930-2003)

Posted on 28 November 201728 November 2017 by Editor

Fridolin Ukur (1930-2003) Produk cinta antara mentari putih dan tanah hitammerah aku masih jua tak mengerti hanya produk yang nyata: pepohonan, rumput dan bunga   Sumber: Malam Sunyi (Badan Penerbit […]

Posted in Puisi Tagged Fridolin Ukur, Puisi Leave a comment

Kategori

  • Agenda (14)
  • Anekdot (10)
  • Apresiasi (1)
  • Buku (10)
  • Dari Kami (6)
  • Esai (129)
  • Lokomoteks (2)
  • Majas (2)
  • Penyair (13)
  • Puisi (1.972)
  • Puitika (3)
  • Wawancara (2)

Arsip

RSS Antologi Hari Puisi

  • Puisi: Candi – Warih Wisatsana (l. 1965)
  • Puisi: Mitomania – Warih Wisatsana (l. 1965)
  • Puisi: Setengah Sendok Makan – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Indeks Penyambung Lidah – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Pudak – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Kota Kematian – Rizki Amir (l. 1995)

Tag

Abdul Hadi WM Acep Zamzam Noor Afrizal Malna Agam Wispi Agenda Amir Hamzah Anekdot Aslan Abidin Asrul Sani Avianti Armand Ayatrohaedi Badruddin Emce bukhari aljauhari Chairil Anwar Dami N. Toda Doddi Ahmad Fauji D Zawawi Imron Esai Frans Nadjira Goenawan Mohamad Hasan Aspahani Hasif Amini HPI2017 HR. Bandaharo J.E. Tatengkeng Korrie Layun Rampan Mh. Rustandi Kartakusuma Muhammad Yamin Nina Minareli Penyair Puisi Putu Vivi Lestari Rendra Rida K. Liamsi Rivai Apin Saini KM Sapardi Djoko Damono Sitok Srengenge Subagio Sastrowardoyo Sutardji Calzoum Bachri Taufiq Ismail Tjak S. Parlan Toeti Heraty Trisno Sumardjo Wiji Thukul

Hari Puisi | Antologi Puisi Indonesia

Lahir seorang besar dan tenggelam beratus ribu. Keduanya harus dicatet, keduanya dapat tempat - "Catetan Th. 1946" - Chairil Anwar

Tulisan Terbaru

  • Puisi: Candi – Warih Wisatsana (l. 1965)
  • Puisi: Mitomania – Warih Wisatsana (l. 1965)
  • Puisi: Setengah Sendok Makan – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Indeks Penyambung Lidah – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Pudak – Rizki Amir (l. 1995)

Kontak Kerjasama

jurubaca@gmail.com (Email) 081218114482 (WA)

Kategori

  • Agenda (14)
  • Anekdot (10)
  • Apresiasi (1)
  • Buku (10)
  • Dari Kami (6)
  • Esai (129)
  • Lokomoteks (2)
  • Majas (2)
  • Penyair (13)
  • Puisi (1.972)
  • Puitika (3)
  • Wawancara (2)

Telusuri Isi

Arsip

Antologi Tumbuh

Situs ini berupaya memuat puisi Indonesia dari titik awal sejauh yang bisa kami telusuri, hingga ke titik paling mutakhir di mana kami yakin puisi tersebut telah atau akan meninggalkan jejak yang  mewakili perkembangan dan pencapaian serta memberi sumbangan yang memperkaya cara ucap dan tema dalam puisi kita.

Sejak 2016 | Dikelola oleh Hasan Aspahani