Rio Fitra SY (l. 1986) Bagaimana Rasanya Menjadi Tiada? Kapal terbang tak pernah percaya pada pelabuhan udara. Aku di dalamnya dengan awan mengguncang-guncang adalah waktu yang baik untuk mati. Kabin […]
Rio Fitra S.Y.
Puisi: Orang Kota – Rio Fitra S.Y.
Rio Fitra S.Y. Aku orang kota yang terus menyeret goni berisi kerbau dan anak kecil mandi di satu tepian, sawah-sawah gagal panen, berjinjing-jinjing aroma durian masak, tukang rabab diserang asmara, […]
Puisi: Saat Waktu Terputus-putus Lagi – Rio Fitra S.Y.
Rio Fitra S.Y. Serupa tulisan di kertas pembungkus puisi, barangkali aku harus belajar mengeja kembali. Huruf kapital makin terlihat suci ketimbang huruf mungil dan miring. Kau gemar ditinggalkan kereta di […]
Puisi: Perang yang Lain – Rio Fitra S.Y.
Rio Fitra S.Y. Ia siapkan Perang Padri yang lain untukku. Perang Aceh yang kesekian, Perang Diponegoro yang terakhir, atau Perang Bali yang baru. Tanpa rencong, keris, bedil kokang, pun tanpa […]