• Mata Puisi
  • Vlog Juru Baca
  • Arsip Horison 1966 – 1990
Antologi Hari Puisi

Menu

Skip to content
  • Beranda
    • Esai
    • Buku
    • Puisi
    • Penyair
    • Wawancara
  • Antologi Tumbuh
  • Situs Bagus
  • Daftar (sementara) Penyair

Surya Gemilang

Puisi: Puisi buat Kau yang Merasa Rapuh – Surya Gemilang (l. 1998)

Posted on 19 April 202019 April 2020 by Editor

Surya Gemilang (l. 1998) Puisi buat Kau yang Merasa Rapuh ibu menulisku bukan sebagai sajak, dan di jantungnya tak pernah tertanam satu pun puisi. ia pun tak hendak menulisku sebagai […]

Posted in Puisi Tagged Puisi, Surya Gemilang Leave a comment

Puisi: D-N – Surya Gemilang (l. 1998)

Posted on 19 April 202019 April 2020 by Editor

Surya Gemilang (l. 1998) D-N kau pernah bersembunyi di jaringan internet lalu membakar arsip kenanganku. kau pernah bersembunyi di balik jarak yang menghubungkan puisi dengan kesedihan sebelum menggigilkanku dengan hujan […]

Posted in Puisi Tagged Puisi, Surya Gemilang Leave a comment

Puisi: Sekumpulan Anak – Surya Gemilang (l. 1998)

Posted on 19 April 202019 April 2020 by Editor

Surya Gemilang (l. 1998) Sekumpulan Anak kami telur, hanya menggigil dalam lemari salju, ingatan tentang bokong ayam yang hangat perlahan membeku. kami telur, tak akan menetas di tanganmu, kami menanti […]

Posted in Puisi Tagged Puisi, Surya Gemilang Leave a comment

Puisi: Kesaksian Sebuah Mobil – Surya Gemilang (l. 1998)

Posted on 19 April 202019 April 2020 by Editor

Surya Gemilang (l. 1998) Kesaksian Sebuah Mobil bukan kecepatan ini sungguh membuatku takut, tapi gumpalan awan badai bermunculan dari rambutnya seputih mata mayat tersimpan pada bagasi, dengan tubuh terkoyak gigi-geligi. […]

Posted in Puisi Tagged Puisi, Surya Gemilang Leave a comment

Kategori

  • Agenda (14)
  • Anekdot (10)
  • Apresiasi (1)
  • Buku (10)
  • Dari Kami (6)
  • Esai (129)
  • Lokomoteks (2)
  • Majas (2)
  • Penyair (13)
  • Puisi (1.972)
  • Puitika (3)
  • Wawancara (2)

Arsip

RSS Antologi Hari Puisi

  • Puisi: Candi – Warih Wisatsana (l. 1965)
  • Puisi: Mitomania – Warih Wisatsana (l. 1965)
  • Puisi: Setengah Sendok Makan – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Indeks Penyambung Lidah – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Pudak – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Kota Kematian – Rizki Amir (l. 1995)

Tag

Abdul Hadi WM Acep Zamzam Noor Afrizal Malna Agam Wispi Agenda Amir Hamzah Anekdot Aslan Abidin Asrul Sani Avianti Armand Ayatrohaedi Badruddin Emce bukhari aljauhari Chairil Anwar Dami N. Toda Doddi Ahmad Fauji D Zawawi Imron Esai Frans Nadjira Goenawan Mohamad Hasan Aspahani Hasif Amini HPI2017 HR. Bandaharo J.E. Tatengkeng Korrie Layun Rampan Mh. Rustandi Kartakusuma Muhammad Yamin Nina Minareli Penyair Puisi Putu Vivi Lestari Rendra Rida K. Liamsi Rivai Apin Saini KM Sapardi Djoko Damono Sitok Srengenge Subagio Sastrowardoyo Sutardji Calzoum Bachri Taufiq Ismail Tjak S. Parlan Toeti Heraty Trisno Sumardjo Wiji Thukul

Hari Puisi | Antologi Puisi Indonesia

Lahir seorang besar dan tenggelam beratus ribu. Keduanya harus dicatet, keduanya dapat tempat - "Catetan Th. 1946" - Chairil Anwar

Tulisan Terbaru

  • Puisi: Candi – Warih Wisatsana (l. 1965)
  • Puisi: Mitomania – Warih Wisatsana (l. 1965)
  • Puisi: Setengah Sendok Makan – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Indeks Penyambung Lidah – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Pudak – Rizki Amir (l. 1995)

Kontak Kerjasama

jurubaca@gmail.com (Email) 081218114482 (WA)

Kategori

  • Agenda (14)
  • Anekdot (10)
  • Apresiasi (1)
  • Buku (10)
  • Dari Kami (6)
  • Esai (129)
  • Lokomoteks (2)
  • Majas (2)
  • Penyair (13)
  • Puisi (1.972)
  • Puitika (3)
  • Wawancara (2)

Telusuri Isi

Arsip

Antologi Tumbuh

Situs ini berupaya memuat puisi Indonesia dari titik awal sejauh yang bisa kami telusuri, hingga ke titik paling mutakhir di mana kami yakin puisi tersebut telah atau akan meninggalkan jejak yang  mewakili perkembangan dan pencapaian serta memberi sumbangan yang memperkaya cara ucap dan tema dalam puisi kita.

Sejak 2016 | Dikelola oleh Hasan Aspahani