Puisi: Benih – Tia Setiadi (l. 1980)

Tia Setiadi (l. 1980)
Benih

(Di Hadapan Lukisan-Lukisan KH. M.Fuad Riyadi)

/1/

Untuk naik
          Kau harus turun

Sebab inti langit bukan di langit
Inti bukit bukan di bukit

Birunya biru
Hijaunya hijau

Inti dari inti
Ada dalam benih

          Maka untuk naik
                    Kau harus turun

/2/

Tapi tidak:
Kau lalu lalang atas punggung bumi

Menjadi tua dan bungkuk
Tanpa pernah turun melainkan jatuh
Kau injak-injak benih
Pontang-panting mencari-cari diri

Ke selatan ke utara ke timur ke barat
Padahal dalam benih berawal dan berakhir segala arah

          Maka untuk naik
                    Kau harus turun

/3/

Dalam benih kau akan menemu:
Inti dirimu bukanlah dirimu

Kau adalah arus awan
Yang diciptakan dari mimpi orang lain

Kau adalah air yang memercik
Saat si nelayan memukulkan dayungnya di ceruk pagi

Tapi kau juga api, angin, pelangi
Dan pepasir:

Kau adalah semua itu dan bukan siapa pun

/4/

Dalam benih telingamu menjadi kuil
Yang menampung segala suara

Sepasang matamu tasik
Yang membeningkan debu-debu kenangan

Ribuan kehidupan datang dan pergi
Pada bentangan kanvas Asmara Khondi

Kau berputar dan menggasing
Bak selembar daun penuh cahaya matahari

Berputar dan menggasing
Mengikuti pusaran thawaf dzikir putih.


Sumber: Basabasi.co, 5 Mei 2015

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.