• Mata Puisi
  • Vlog Juru Baca
  • Arsip Horison 1966 – 1990
Antologi Hari Puisi

Menu

Skip to content
  • Beranda
    • Esai
    • Buku
    • Puisi
    • Penyair
    • Wawancara
  • Antologi Tumbuh
  • Situs Bagus
  • Daftar (sementara) Penyair

Anekdot

Anekdot: Rivalitas Sutardji vs Rendra

Posted on 9 April 20209 April 2020 by Editor

Oleh Doddi Ahmad Fauji YANG saya suka dari salah satu gaya Sutardji Calzoum Bachri (SCB) adalah cara ketawanya yang renyah, kadang terpinkal-pingkal, menunjukkan betapa sedang riang dan girang hatinya. Rendra […]

Posted in Anekdot Tagged Anekdot Leave a comment

Anekdot: Ada BH di Tas Kang Alwy

Posted on 8 April 20208 April 2020 by Editor

Oleh Doddi Ahmad Fauji ALMARHUM Ahmad Syubbanuddin Alwy bukan hanya penyair, tapi juga kiyai. Ia hapal sekian hadits, maka karena itu, bersahabat erat dengan penyair Acep Zamzam Noor yang juga […]

Posted in Anekdot Tagged Acep Zamzam Noor, ahmad syubbanuddin alwy, Anekdot Leave a comment

Anekdot: Presiden SBY dan Presiden Penyair

Posted on 6 April 202010 April 2020 by Editor

Oleh Doddi Ahmad Fauji SAYA termasuk hobi ngoceh, dan karena itulah sepertinya, alasan panitia menunjuk saya jadi MC, saat Koran Jurnas berulang tahun, salah satunya membuat panggung Mimbar Penyair. Acara […]

Posted in Anekdot Leave a comment

Anekdot: SCB Menyerang Balik Mahasiswa

Posted on 1 April 202010 April 2020 by Editor

Oleh Doddi Ahmad Fauji MENURUT saya, Sutardji Calzoum Bachri bukan hanya eksentrik, namun cerdas dan taktis. Ingin saya katakan juga, ia amat galak, terutama kepada sastrawan/seniman seangkatannya. Kepada yang muda, […]

Posted in Anekdot Tagged Doddi Ahmad Fauji, Sutardji Calzoum Bachri Leave a comment

Posts navigation

Newer posts →

Kategori

  • Agenda (14)
  • Anekdot (10)
  • Apresiasi (1)
  • Buku (10)
  • Dari Kami (6)
  • Esai (129)
  • Lokomoteks (2)
  • Majas (2)
  • Penyair (13)
  • Puisi (1.972)
  • Puitika (3)
  • Wawancara (2)

Arsip

RSS Antologi Hari Puisi

  • Puisi: Candi – Warih Wisatsana (l. 1965)
  • Puisi: Mitomania – Warih Wisatsana (l. 1965)
  • Puisi: Setengah Sendok Makan – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Indeks Penyambung Lidah – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Pudak – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Kota Kematian – Rizki Amir (l. 1995)

Tag

Abdul Hadi WM Acep Zamzam Noor Afrizal Malna Agam Wispi Agenda Amir Hamzah Anekdot Aslan Abidin Asrul Sani Avianti Armand Ayatrohaedi Badruddin Emce bukhari aljauhari Chairil Anwar Dami N. Toda Doddi Ahmad Fauji D Zawawi Imron Esai Frans Nadjira Goenawan Mohamad Hasan Aspahani Hasif Amini HPI2017 HR. Bandaharo J.E. Tatengkeng Korrie Layun Rampan Mh. Rustandi Kartakusuma Muhammad Yamin Nina Minareli Penyair Puisi Putu Vivi Lestari Rendra Rida K. Liamsi Rivai Apin Saini KM Sapardi Djoko Damono Sitok Srengenge Subagio Sastrowardoyo Sutardji Calzoum Bachri Taufiq Ismail Tjak S. Parlan Toeti Heraty Trisno Sumardjo Wiji Thukul

Hari Puisi | Antologi Puisi Indonesia

Lahir seorang besar dan tenggelam beratus ribu. Keduanya harus dicatet, keduanya dapat tempat - "Catetan Th. 1946" - Chairil Anwar

Tulisan Terbaru

  • Puisi: Candi – Warih Wisatsana (l. 1965)
  • Puisi: Mitomania – Warih Wisatsana (l. 1965)
  • Puisi: Setengah Sendok Makan – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Indeks Penyambung Lidah – Rizki Amir (l. 1995)
  • Puisi: Pudak – Rizki Amir (l. 1995)

Kontak Kerjasama

jurubaca@gmail.com (Email) 081218114482 (WA)

Kategori

  • Agenda (14)
  • Anekdot (10)
  • Apresiasi (1)
  • Buku (10)
  • Dari Kami (6)
  • Esai (129)
  • Lokomoteks (2)
  • Majas (2)
  • Penyair (13)
  • Puisi (1.972)
  • Puitika (3)
  • Wawancara (2)

Telusuri Isi

Arsip

Antologi Tumbuh

Situs ini berupaya memuat puisi Indonesia dari titik awal sejauh yang bisa kami telusuri, hingga ke titik paling mutakhir di mana kami yakin puisi tersebut telah atau akan meninggalkan jejak yang  mewakili perkembangan dan pencapaian serta memberi sumbangan yang memperkaya cara ucap dan tema dalam puisi kita.

Sejak 2016 | Dikelola oleh Hasan Aspahani