Dodong Djiwapradja (1928-2009)
Kita tidak pernah belajar
bagaimana para nelayan berlayar.
Ketika ombak datang
didorongnya ke muka
perahu kecil yang terbuka.
Kitapun tak berani mengeringkan tubuh
di tengah lautan:
menantang angin
mengelantang diri
di terik matahari.
Ah, betapa malunya!
Hati kita ciut
ketika perahu oleng
kitalah orang-orang cengeng
Dan betapa malunya
ketika terlihat seorang anak kecil
sendirian dalam perahu
sementara orang-orang dewasa
terjun
merentang jaring.
Dan betapa malunya
ketika punggung-punggung ombak mengangkat perahu
sementara si anak duduk anggun
bagai kupu-kupu dalam kebun.
Ombak-ombak
tunduk dan jinak
bagai kerbau dungu
yang di punggungnya
duduk penggembalanya:
seorang anak kecil
demgam cambuknya yang mungil.
Kita tidak pernah belajar
tentang keberanian.
Padahal seorang anak kecil
duduk sendirian:
dalam perahu
di tengah lautan.
Cijulang, Januari 1973
Sumber: Budaja Djaja, No. 56, Tahun VI, Januari 1973